Breaking News

Desa Midang Sukses Integrasikan DEWI & Posyandu Keluarga


Lombok Barat - Siapa bilang untuk menjadi Desa Wisata hanya bergantung pada keindahan dan potensi alam semata? Desa Midang Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat telah membuktikannya. Dengan mengintegrasikan program  Desa Wisata, Posyandu Keluarga, dan Zero Waste, Desa Midang mampu menjadi salah satu Desa Wisata yang membanggakan meski di lokasi padat penduduk sekalipun. Bahkan kesuksesan tersebut mendapatkan pujian langsung dari Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah saat acara kunjungan lapangannya, Senin 5 Oktober 2020. 


“Saya bangga dengan Kepala Desa Midang! Karena paham betul apa yang harus dilakukan. Menempatan kesehatan, ekonomi, dan lingkungan sebagai 'top priorities'. Dengan menjadikan Desa Wisata sebagai pemicunya,” ungkap Ummi Rohmi di hadapan masyarakat Desa Midang, Asisten 1 Setda NTB, Kadis Kesehatan NTB,  Kadis P3AP2KB NTB,  Kadis LHK NTB, Kadis Kominfotik NTB,  Kadis PMPD Dukcapil NTB,  Karo Kesra, Karo Humas dan Protokol, dan Sekretaris Daerah Lombok Barat. 


Drs. Samsudin selaku Kepala Desa Midang lebih jauh menjelaskan strategi yang telah dilakukan Desa Midang selama ini.  Desa Midang menyusun strategi baru dengan 4 sistem 'pilot project'. Pilot project yang pertama yakni pengolahan sampah. Desa Midang berkomitmen untuk  menyelesaikan masalah sampah dari rumah tangga. Sampah kering dijadikan ecobrick yang banyak menghiasi sepanjang jalan desa, sementara sampah basah diselesaikan dengan metode takakura dan komposter bag. Ini merupakan sebuah metode pengolahan sampah organik di rumah tanpa perlu khawatir bau berlebih dan dapat dilakukan dengan waktu yang fleksibel.


Supaya masif dilakukan oleh masyarakat, lanjut Kades,  program ecobrick diintegrasikan dengan program posyandu keluarga. Setiap jadwal posyandu masyarakat diminta membawa sampah kering dan dimasukan ke dalam tabungan ekobrik. Sementara untuk produksi kompos sendiri, Bank Sampah Desa Midang telah mampu memasarkan produknya ke berbagai kecamatan di Lombok Barat.


Desa midang juga dijelaskan Kades sangat memperhatikan Posyandunya. Hingga kini terdapat  12 posyandu dari 8 dusun di Desa Midang yang terdiri dari 1 posyandu keluarga yang telah diresmikan dan 2 posyandu keluarga lagi sedang dalam proses. Tahun 2021 mendatang, Desa Midang menargetkan semua posyandu yang ada menjadi posyandu keluarga.


Target tersebutpun dibarengi dengan usaha nyata. Honor kader telah dinaikkan dari yang semula hanya Rp.75.000 menjadi Rp.150.000 sesuai Surat Edaran Gubernur. Dana desapun telah dinaikkan dan direlokasikan untuk peningkatan kapasitas kader dengan mengikuti berbagai pelatihan. Desa Midang juga menaikan PMT yang semula hanya Rp.3500 per anak menjadi Rp. 5000 per anak dengan harapan gizi dan kesehatan anak dan balita di Desa Midang bisa meningkat.


“Banyak hal bisa diintergrasikan dengan Posyandu karena itu kami sangat memperhatikan posyandu,” jelasnya.


Samsudin melanjutkan, pilot projek yang kedua yakni meningkatkan perekonomian masyarakat dengan merelokasi sungai dan selokan. Sepanjang sungai dan selokan yang ada di Desa Midang dibeneahi dan dibersihkan, dipasangi penyaring sampah, dan dilepasi ikan air tawar dengan membangun keramba ikan terbuka.  Dari 7 keramba ikan tersbuka yang direncanakan, 5 di antaranya berhasil direalisasikan. Desa Midang juga mendorong  UMKM yang ada dengan budiyaya ikan lele dan mengolahnya menjadi abon lele.


“Kami juga membuat awik-awik atau peraturan di tengah masyarakat untuk menjaga kebersihan sungan dan selokan yang telah dijadikan keramba untuk meningkat partisipasi masyarakat,” jelas Samsudin.


Kemudian Samsudin menjelaskan pilot projek ketiga dan keempat, yakni peningkatan kapasitas perempuan dan partisipasi milineal. Perempuan di Desa Midang selalu diikutsertakan dalam berbagai bidang dan kegiatan. Perempuan dilibatkan pada setiap proses pembangunan desa. Bahkan Desa Midang memiliki program khusus peningkatan kapsitas perempuan yang diberinama Fokus Perempuan.


Sementara itu, peningkatan partisipasi Milenial dilakukan dengan membangun sanggar khusus Milenial di Desa Midang. Pada Sanggar tersebut, Milenial diajak untuk tetap produktif dengan memproduksi aneka sablon dan pupuk kompos dari sampah. Seluruh kegiatan di Desa Midang setelah pandemi tentunya dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dengan dipantau oleh penegak aturan desa setempat.


Di akhir penjelasannya, Samsudin menuturkan mimpi besar Desa Midang kedepannya menjadi Desa Buah Anggur. Kades ingin Desa Midang tak hanya dipenuhui oleh bunga-bungaan dalam pot, tetapi juga dipenuhi oleh pohon anggur yang dapat meneduhkan dan memanjakan mata pengunjungnya. Di sepanjang jalan, pengunjung bisa bersepeda sambil dimanjakan dengan selokan bersih yang dipenuhi ikan dan ketika menengadah ke atas banyak pohon anggur yang menjutai.


“Saya yakin seyakin yakinnya, mimpi ini bisa kita wujudkan bersama!” seru Samsudin. (*)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News