Breaking News

Mulai Pekan Depan, Simulasi Tatap Muka Madrasah Negeri di Lobar akan Diadakan

H. Djalalussayuti - Kepala Kemenag Lombok barat

Lombok barat - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berencana akan mulai melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka. Rencana ini dimulai di 7 madrasah negeri yang ada dibawah naungan Kemenag, dan dimulai Senin pekan depan. 

"Saat ini kami di Kemenag Lobar, sedang kita cek untuk persiapan simulasi pembelajaran untuk sekolah (madrasah, read) negeri dulu," kata Kepala Kemenag Lobar, H Jalalussayuthy, (11/11).


Dari hasil pemetaan yang dilakukan pihaknya, 7 sekolah yang akan melaksanakan simulasi tersebut terdiri dari, 1 MAN, yakni MAN 1 Gerung. Kemudian 2 MIN, yaitu MIN 1 di Langko Lingsar dan MIN 2 di Sesela Gunungsari serta 4 MTSN, yaitu MTSN 1 Gerung dan MTSN 2 di Kediri.


"Jadi mereka sudah siap semua dan sudah melapor kepada kami, terutama yang berkaitan dengan peralatan protokol kesehatan. Tinggal menunggu izin dari tim covid," jelasnya.


Sementara untuk MTSN 3 dan 4 diakui Jalal, bahwa pihaknya menilai peralatan protokol yang dimiliki belum lengkap. Praktis saat ini, pihaknya masih menunggu laporan dari Kasi Madrasah dan akan turun untuk meninjau persiapan di madrasah tersebut.


Sejauh ini, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Forkopimda Lobar. Koordinasi itu dihajatkannsebagai permakluman, bahwa minggu depan percobaan simulasi belajar tatap muka bisa terlaksana.


Disinggung terkait di lapangan ada banyak madrasah swasta yang telah melaksanakan kegiatan, dia mengaku hingga saat ini pihaknya belum mengeluarkan surat izin resmi untuk pembelajaran secara tatap muka.


"Cuma karena BDR (Belajar Dari Rumah) banyak yang tidak jalan, para siswa sudah bosan tidak ada kegiatan. Akhirnya mereka berinisiatif sendiri dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan tetap menggunakan sistem shift," bebernya.


Sementara untuk madrasah yang reguler dan melaksanakan kegiatan di sekolah, pihaknya mengimbau supaya tetap memperketat penerapan protokol kesehatan.


Namun, terkait dengan pondok pesantren, dirinya menyebut bahwa pondok pesantren yang saat ini telah melaksanakan kegiatan, merupakan pondok yang siswa dan gurunya tetap berada di lingkungan pondok (tidak beraktivitas keluar masuk). Untuk mengantisipasi penularan yang bisa dibawa dari luar, di sana penerapan protokol kesehatannya cukup ketat.


"Itu atas inisiatif mereka dan sudah izin secara lisan. Dengan catatan dia (siswa dan guru) tidak boleh ada yang masuk dan keluar," tandasnya.


Jika simulasi yang akan diselenggarakan tersebut berjalan lancar, maka secara bertahap, semua sekolah bisa melaksanakan belajar secara tatap muka di sekolah. 


"Satu minggu kita akan coba, kalau lancar, kita akan perpanjang lagi, baru kita buka secara permanen," tutupnya. (Yasir)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News