(savananews.com) Mataram – Baiq Diyah menekankan sikap kata dan perilaku jujur yang menjadi satu kunci sukses bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) NTB, Baiq Diyah Ratu Ganefi saat memberikan motivasi pada puluhan pelaku UMKM, Sabtu (24/11) dalam penutupan program Pengembangan Wirausaha Perempuan Bank Indonesia, di hotel Golden Palace Mataram.
"Yang paling utama bagi pengusaha UMKM yang bisa jadi pengusaha (besar) itu, dia harus berkata jujur," kata Baiq Diyah yang juga anggota DPD RI perwakilan NTB.
Guna memotivasi para peserta pelatihan, Baiq Diyah pun menceritakan bagaimana sulitnya UMKM di NTB pada dua dekade dulu. Menurutnya, dari sisi dukungan permodalan, akses pemasaran, dan pengembangan sumber daya, para pelaku UMKM di NTB saat ini berada di masa yang nyaman. Kondisi itu jauh berbeda jika dibanding perjuangan para pelaku UMKM dua dekade silam.
"Saya dulu juga berawal dari UMKM. Yang pada waktu itu tidak punya tempat (berjualan). Ya agak melow lah kalau diceritakan," kenang Baiq Diyah.
Ia mengatakan, sekitar 25 tahun silam, ia memulai wirausaha secara asongan di kawasan pantai Senggigi, Lombok Barat, di saat Senggigi belum seramai sekarang. Barang yang dijual adalah pakaian, kain pantai, dan souvenir, yang diambil dari perajin di Bali .
"Susah sekali, kemana kita ambil barang? di Bali. Jadi saya jual pakian dan kain pantai juga souvenir Bali. Karena dulu UMKM kita tidak ada yang seperti sekarang, sekarang banyak yang buat ini dan itu, dulu nggak ada," katanya.
Tapi, dengan kegigihan dan sikap jujur yang terus diterapkan, saat itu di tahun 1998, Baiq Diyah menjadi satu-satunya pelaku UMKM asal NTB yang berhasil ikut pameran di Amerika. Berkat kegigihannya itu juga, wirausaha yang dirintis dari asongan, kini Baiq Diyah sukses mengembangkan unit bisnisnya di bidang fashion.
"Saat itu kurs dolar masih Rp2300, sekarang sudah Rp14 ribu," katanya.
Ketua IWAPI NTB ini juga masih konsisten mengembangkan Gallery Busana yang memproduksi busana modern dengan bahan kain tenun khas NTB.
"Nah, kalau saya lihat disini sekarang (UMKM) banyak fasilitas banyak pelatihannya. Dulu nggak ada, kita harus kerja keras dan disiplin. Yang paling utama pengusaha UMKM yang bisa jadi pengusaha dia harus berkata jujur," kata Baiq Diyah.
Menurutnya, pelaku UMKM terutama para peserta pelatihan BI sangat beruntung, karena bisa mendapatkan pelajaran dan pendampingan.
"Kalau pelatihan ini 25 tahun yang lalu, maka saya pasti ikut dan sangat berterimakasih pada Bank Indonesia karena sudah memberi pelajaran yang luar biasa membantu. Saya lihat juga ada studi banding, itu dulu tidak ada," katanya.
"Mudahan kegiatan ini bisa menjadikan bapak dan ibu UMKM yang mandiri dan terus berkembang semakin besar. Saya ingin katakan, jadi pengusaha harus jujur, tak boleh kacang lupa kulitnya,"ungkapnya.
Program yang diinisiasi oleh Bank Indonesia tersebut bertujuan memberikan pendampingan kepada wirausaha unggulan untuk menanamkan mindset menjadi wirausaha yang professional dan memiliki manajemen perusahaan yang baik ke depannya. (*)
Social Header