Perihatin dengan kondisi ini, masyarakat tertuama para pemuda setempat pun tergerak membentuk Komunitas Masyarakat Peduli Sungai (KMPS). Dimana mereka turun langsung bergotong-royong membersihkan sampah yang mengotori sungai Dodokan, Jumat (18/9) kemarin.
Aksi bersih-bersih ini pun mendapatkan respon dari masyarakat sekitar dan dihadiri pihak BWS, piha kelurahan dan pihak terkait. Mereka turun membantu mengangkat sampah yang sebagian merupakan kiriman dari daerah hulu tersebu. Ketua KPMS Lapan Beleq, Azmil mentuturkan aksi bersih-bersih sungai tersebut diinisasi oleh pemuda setempat karena adanya rasa perihatin terhadap sungai yang ditumpuki sampah. Sangat berbeda jauh ketika ia masih kecil dulu, sungai ini bersih dan airnya jernih sehingga warga bisa mengambil air dan mencucci pakain disana.
“Akan tetapi beberapa tahun terakhir sampah menumpuk, kotor dan keluar bau tak sedap. Ini membuat kami perihatin,”terang Azmil.
Tumpukan sampah ini juga sangat jorok dan mengeluarkan bau tak sedap sehingga dikeluhkan warga. Apalagi semenjak dibangunnya jembatan beton sebagai penghubung di sungai itu. Banyak warga, bahkan para ASN yang lalu lalang disana mengeluhkan bau tak sedap dari sampah tersebut.
“Kebanyakan dikeluhkan bau sampah, sungainya kotor. Dari situ kami tergerak,”ujar dia.
Sebelumnya tutur dia, di sungai itu ada jembatan penghubung terbuat dari bambu. Belum banyak masyarakat luar yang melalui jembatan itu. Untuk menangani sampah tersebut, pihaknya berinsiatif bersama pemuda membentuk KMPS. Agenda pertama dari KMPS ini aksi bersih-bersih sungai, kedepan kegiatan gotong-royong ini dilaksanakan rutin. “Agenda kami selanjutnya normalisasi sungai ini, bersihkan sampah. sebab kalau sungai sudah bersih, sampah hilang barulah menyentuh program lain,”ujar dia.
Beberapa program yang dilakukan kedepan, menyentuh kesadaran masyarakat agar maindset mereka berubah kebersihan. Sehingga mereka tidak lagi membuang sampah sembarangan. Diakuinya beberapa penyebab sampah ini jelas dia, kesadaran masyarakat yang sangat kurang. Karena itu pihaknya akan mendorong bagaimana pengolahan sampah ini menjadi barang bernilai ekonomi. Selain itu penyebab lain, minimnya sarana prasarana pendukung seperti tempat pembuangan sampah.
“Masyarakat sudah berkali-kali diberikan sosialisasi oleh pemerintah, namun mereka mau bagaiama lagi. Tempat buan sampah ndak ada. Sehingga sungai inilah dijadikan TPS merea,”keluh dia.Tumpukan sampah ini jelas dia berasal dari kiriman dari daerah hulu. Disamping warga sekitar membuang di bantaran sungai.
Anggota DPRD Lobar, L Irwan mengatakan pihaknya mendukung upaya warga mengatasi persoalan sampah dengan memfasilitasi pembentukan KMPS sebagai wadah warga untuk menangani kebersihan sungai dan pengolahan sampah kedepan.
“Saya bersyukur warga punya niat baik peduli kebersihan sungai,”jelas politisi Gerindra.
Untuk penanganan sampah, pihaknya mendukung sepenuhnya dengan menyiapkan sarana prasarana, seperti gerobak sampah, kendaraan toda tiga. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas LH untuk menyiapkan amrol sampah disana dan pengaturan jadwal pengangkutan. “Sudah saya siapkan kendaraan sampah,”ujar dia. Diakui ada dua kendala penanganan sampah disana, yakni sarana prasarana dan kesadaran masyarakat yang perlu diedukasi.
Pihaknya juga menyoroti kondisi bantaran sungai yang tak dipasangkan beronjong. Yang menjadi perhatian pemerintah hanya sungai yang ada di jalur besar, sedangkan sungai di daerah itu yang satu aliran justru jorok dan kotor sekali. Untuk penanganan beronjong pun pihak BWS sudah siap membantu.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Budi Darmajaya mengatakan terkait persoalan sampah di sungai bukan hanya di Dasan Geres namun ada di beberapa titik seperti di Gunungsari. Langah penangan yang dilakukan pihaknya sudah pasang plang, berkoordiansi dengan desa. Sehingga warga pun beralih membuang sampah di armada yang disiapkan oleh dinas.
”Termasuk masalah sampah di Dasan Geres itu kita koordinasikan dengan pihak dinas PUPR untuk dilakukan program normalisasi sungai,”ujar dia. (*)
0 Comments