(savananews) Lombok Utara - Humaspro Setda KLU, Bayan
-Didampingi Sekretaris Daerah Drs H Suardi MH, Pimpinan OPD serta para tamu
undangan, Bupati Lombok Utara Dr H Najmul Akhyar SH MH membuka acara Pekan
Apresiasi Budaya (PAB) tahun 2018 di Lapangan Anyar Bayan (26/7).
Dalam sambutan koordinator kepanitiaan sekaligus Kadis
Pariwisata KLU H Muhammad SPd menyampaikan Indonesia kaya bahasa, adat dan
tradisi yang menopang persatuan dan
kesatuan bangsa. Pada kesempatan yang sama, Kadis Pariwisata fokus pada
visi daerah yang berbudaya, selain religius adil dan sejahtera, menuju
kabupaten yang lebih baik secara berkelanjutan.
"Acara PAB telah kita laksanakan ke-9 kalinya semenjak
terbentuk Lombok Utara. Tahun ini mengangkat tema nyalarang saking upakarti
dasawarsa KLU, ngiring sarang ngelestariang budaya tradisonal korsa 2018,"
tuturnya.
Kegiatan PAB selain bertujuan
melestarikan budaya, lanjutnya, juga
sebagai perisai dari berbagai pengaruh budaya global yang tak relevan
dengan nilai luhur bangsa.
Sementara itu, Bupati Lombok Utara Dr H Najmul Akhyar SH MH
menyampaikan event PAB sebagai ruang ekspresi budaya yang ada di gumi tioq tata
tunaq. Aspek penting dalam kehidupan sosial masyarakat.
"KLU merupakan daerah yang kaya berbagai macam budaya
dan adatnya, sehingga patut dilestarikan dengan memberikan ruang ekspresi
kepada masyarakat," imbuh bupati.
Dalam mewujudkan hal tersebut, lanjut bupati, agar tetap
lestari, event-event budaya
diselenggarakan terus menerus sebagai event tahunan. Bupati mengajak
agar tahun-tahun mendatang panitia menginformasikan kepada wisatawan dan
pengusaha wisata.
Pada rangkaian PAB diadakan ritual penerimaan dan pelepasan
singkat penanda kirab budaya dimulai oleh bupati didampingi sekda dan para tamu
undangan.
Kirab diikuti kontingen dari lima kecamatan yang ada di KLU
dengan atraksi yang berbeda. Kecamatan Pemenang dengan seni budaya Buang Awu,
Kecamatan Tanjung dengan prosesi Pengasa atau Praja, Kecamatan Gangga dengan
pranata budaya Menyunat.
Sedangkan Kecamatan Kayangan dengan prosesi Bisoq Beras dan
Kecamatan Bayan menampilkan prosesi pranata tampah wirang yg di ikuti oleh
semua elemen masyarakat Bayan mulai dari tokoh agama dan juga siswa sekolah.
Tiap kontingen menampilkan atraksi sesuai dengan kekhasan.
Diantaranya, atraksi Pranata Adat Pedaq Awu yang menggambarkan seorang ibu
melahirkan denfan prosesi adatnya.
Pranata Adat Mamatak Gigi/Praja dari Kecamatan Tanjung
merupakan atraksi yg menggambarkan seorang anak perempuan yg sdh beranjak
remaja untuk ditatah giginya.
Adapun prosesi yang ditampilkan Kecamatan Gangga adalah
Pranata Adat Khitanan/Menyunat yang dikhususkan untuk anak laki-laki yang
beranjak remaja.
Atraksi dari Kayangan yang menampilkan Pranata Adat Bisoq
Meniq yang berarti membersihkan beras untuk tradisi kenduri/begawe.
Sedangkan kontingen dari Kecamatan Bayan menampilkan Pranata
Adat Sorong Serah Tampah Wirang yang menandakan adanya laki-laki dan perempuan
yang telah beranjak dewasa pada jenjang perkawinan.
Acara tersebut, diselingi dengan penembang yang menyampaikan
filosofi adat budaya, sesaanti Tioq Tata Tunaq serta nilai-nilai luhur
mempolong merenten. Atraksi lainnya adalah Pranata Adat Praja Mulud dari
Sesait. Acara diakhiri dengan pelepasan karnaval budaya dari lapangan umum
Anyar. (*)
0 Comments