MATARAM - Walikota Mataram, H Ahyar Abduh mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram akan bertindak cepat dan melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, menyusul bertambahnya 8 kasus positif baru di Kota Mataram.
Pada Kamis malam (9/4) Gugus Tugas NTB mengumumkan 11 kasus baru di NTB dimana delapan diantaranya adalah penduduk Kota Mataram.
Mereka yang terkonfirmasi positif masing-masing berinisial FBM (38) asal Kecamatan Mataram, RM (68) asal Kecamatan Mataram, MA (51) asal Kecamatan Sekarbela, SL (59) asal Kecamatan Mataram, KP (54) asal Kecamatan Selaparang, YRW (55) asal Kota Mataram dan meninggal dunia, MZ (40) asal Kecamatan Cakra dan D (53) asal Monjok.
Ahyar yang juga Ketua Gugus Tugas Mataram menjelaskan, delapan kasus baru itu terdiri dari dua kasus orang yang baru datang dari luar daerah, dan enam kasus yang terpapar karena punya riwayat kontak dengan pasien positif sebelumnya.
"Ya ada penambahan delapan kasus di Kota Mataram, namun sebagian besar sudah ditangani di RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi membaik," katanya, Jumat (10/4) di Mataram.
Menurutnya tim Gugus Tugas Kota Mataram juga sudah menjemput tiga pasien positif antara lain MZ di Getap Barat, D yang diisolasi di Wisma Nusantara, dan KP di Rembiga untuk dibawa dan dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.
"Saat ini semua pasien positif sudah berada di Rumah Sakit dan dirawat dengan protokol kesehatan untuk Covid-19," katanya.
Menurutnya, langkah penjemputan agar pasien dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram merupakan upaya menekan tingkat penyebaran Covid-19 di Kota ini. Selain itu juga untuk memastikan bahwa pasien positif mendapatkan perawatan medis yang sesuai protokol kesehatan Covid-19.
Sebelumnya tercatat ada empat kasus positif Covid-19 di Kota Mataram. Mereka adalah J (55) asal Dasan Agung (meninggal dunia), LJ (44) asal Kelurahan Rembiga, YT (46) Kekalik Jaya, dan M (59) asal Pengempel Indah Bertais.
Namun pasien YT sudah dinyatakan sembuh dan sudah negatif Covid-19 serta dipulangkan.
Sehingga secara komulatif kasus positif di Kota Mataram hingga Kamis (9/4) tercatat sebanyak 12 kasus, dimana 2 diantaranya meninggal dunia dan 1 sembuh.
"Ada 1 pasien, YT yang sudah dinyatakan sembuh dan sudah boleh pulang. Ini artinya penyakit Covid-19 bisa disembuhkan dan pasien bisa kembali hidup normal," katanya.
Untuk menekan jumlah penyebaran Covid-19, papar Ahyar, tim kesehatan Gugus Tugas Kota Mataram terus melakukan contact tracing atau penelusuran terhadap orang yang pernah kontak dengan pasien positif.
Mereka kemudian harus menjalani isolasi mandiri di rumah atau dikarantina di Wisma Nusantara.
"Tracing kita lakukan untuk memutus rantai penularan. Karena corona ini kan penularannya sangat cepat," katanya.
Saat ini Gugus Tugas sudah melakukan sejumlah tindakan, antara lain melakukan screen menggunakan rapit tes kepada seluruh ODP yang terdata dalam contact tracing.
"Sejauh ini ada ODP yang hasil tesnya kategori reaktif jumlahnya 16 orang kita isolasi di dua tempat di Wisma Nusantara 1 dan Wisma Nusantara 2," katanya.
Sementara untuk ODP yang hasil rapid tesnya tidak reaktif tetap dilakukan isolasi dengan dua pilihan isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan pihak Kelurahan, atau memilih isolasi atau karantina yang disediakan Pemerintah Daerah.
Ahyar Abduh menekankan, program yang sudah dilakukan Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram akan terus diefektifkan. Misalnya pemberlakukan jam malam di Kota Mataram, pemeriksaan kesehatan di posko terpadu di tujuh perbatasan pintu masuk Kota Mataram, serta penyemprotan disinfektan di tiap Kelurahan.
Selain itu, semua Kepala Lingkungan juga diminta untuk wajib melaporkan kepada Gugus Tugas jika ada warga yang baru datang dari luar daerah untuk selanjutnya lakukan screening dan diambil tindakan sesuai protokol kesehatan penanganan Covid-19.
Selain itu kewajiban untuk melakukan isolasi diri juga diterapkan untuk warga Mataram dan luar Mataram yang baru datang ke Mataram dari daerah lain atau dari luar negeri.
Ia mengimbau agar warga yang baru datang memiliki kesadaran untuk melapor ke Kepala Lingkungan untuk diperiksa kesehatannya dan dilakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
"Kita minta Kepala Lingkungan menjelaskan juga ke warganya terutama yang baru datang dari luar untuk isolasi diri. Selama isolasi atau karantina 14 hari akan dipantau kesehatannya karena masa 14 hari itu masa inkubasi virus corona," katanya.
Isolasi mandiri dan karantina 14 hari menurut Ahyar akan sangat penting agar penularan virus bisa diminimalisir.
Pemerintah Kota Mataram juga terus memperketat pemeriksaan kesehatan di tujuh pintu perbatasan masuk Kota Mataram, yang sudah sepekan ini dilaksanakan. Serta memperpanjang masa penerapan jam malam di Kota ini.
Ahyar Abduh mengimbau masyarakat tak perlu panik. Namun ia menegaskan agar masyarakat mentaati anjuran pemerintah untuk menjaga jarak atau physical distancing, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker saat bepergian. Hal ini harus dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19.
"Yang terpenting masyakat kita harus mulai membangun kesadaran bersama untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. Taati anjuran pemerintah, dan berupaya untuk saling mengingatkan. InsyaAllah dengan ikhtiar yang kita lakukan maka penyebaran Covid-19 ini bisa kita minimalisir," tegasnya. (*)
Pada Kamis malam (9/4) Gugus Tugas NTB mengumumkan 11 kasus baru di NTB dimana delapan diantaranya adalah penduduk Kota Mataram.
Mereka yang terkonfirmasi positif masing-masing berinisial FBM (38) asal Kecamatan Mataram, RM (68) asal Kecamatan Mataram, MA (51) asal Kecamatan Sekarbela, SL (59) asal Kecamatan Mataram, KP (54) asal Kecamatan Selaparang, YRW (55) asal Kota Mataram dan meninggal dunia, MZ (40) asal Kecamatan Cakra dan D (53) asal Monjok.
Ahyar yang juga Ketua Gugus Tugas Mataram menjelaskan, delapan kasus baru itu terdiri dari dua kasus orang yang baru datang dari luar daerah, dan enam kasus yang terpapar karena punya riwayat kontak dengan pasien positif sebelumnya.
"Ya ada penambahan delapan kasus di Kota Mataram, namun sebagian besar sudah ditangani di RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi membaik," katanya, Jumat (10/4) di Mataram.
Menurutnya tim Gugus Tugas Kota Mataram juga sudah menjemput tiga pasien positif antara lain MZ di Getap Barat, D yang diisolasi di Wisma Nusantara, dan KP di Rembiga untuk dibawa dan dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.
"Saat ini semua pasien positif sudah berada di Rumah Sakit dan dirawat dengan protokol kesehatan untuk Covid-19," katanya.
Menurutnya, langkah penjemputan agar pasien dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram merupakan upaya menekan tingkat penyebaran Covid-19 di Kota ini. Selain itu juga untuk memastikan bahwa pasien positif mendapatkan perawatan medis yang sesuai protokol kesehatan Covid-19.
Sebelumnya tercatat ada empat kasus positif Covid-19 di Kota Mataram. Mereka adalah J (55) asal Dasan Agung (meninggal dunia), LJ (44) asal Kelurahan Rembiga, YT (46) Kekalik Jaya, dan M (59) asal Pengempel Indah Bertais.
Namun pasien YT sudah dinyatakan sembuh dan sudah negatif Covid-19 serta dipulangkan.
Sehingga secara komulatif kasus positif di Kota Mataram hingga Kamis (9/4) tercatat sebanyak 12 kasus, dimana 2 diantaranya meninggal dunia dan 1 sembuh.
"Ada 1 pasien, YT yang sudah dinyatakan sembuh dan sudah boleh pulang. Ini artinya penyakit Covid-19 bisa disembuhkan dan pasien bisa kembali hidup normal," katanya.
Untuk menekan jumlah penyebaran Covid-19, papar Ahyar, tim kesehatan Gugus Tugas Kota Mataram terus melakukan contact tracing atau penelusuran terhadap orang yang pernah kontak dengan pasien positif.
Mereka kemudian harus menjalani isolasi mandiri di rumah atau dikarantina di Wisma Nusantara.
"Tracing kita lakukan untuk memutus rantai penularan. Karena corona ini kan penularannya sangat cepat," katanya.
Saat ini Gugus Tugas sudah melakukan sejumlah tindakan, antara lain melakukan screen menggunakan rapit tes kepada seluruh ODP yang terdata dalam contact tracing.
"Sejauh ini ada ODP yang hasil tesnya kategori reaktif jumlahnya 16 orang kita isolasi di dua tempat di Wisma Nusantara 1 dan Wisma Nusantara 2," katanya.
Sementara untuk ODP yang hasil rapid tesnya tidak reaktif tetap dilakukan isolasi dengan dua pilihan isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan pihak Kelurahan, atau memilih isolasi atau karantina yang disediakan Pemerintah Daerah.
Ahyar Abduh menekankan, program yang sudah dilakukan Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mataram akan terus diefektifkan. Misalnya pemberlakukan jam malam di Kota Mataram, pemeriksaan kesehatan di posko terpadu di tujuh perbatasan pintu masuk Kota Mataram, serta penyemprotan disinfektan di tiap Kelurahan.
Selain itu, semua Kepala Lingkungan juga diminta untuk wajib melaporkan kepada Gugus Tugas jika ada warga yang baru datang dari luar daerah untuk selanjutnya lakukan screening dan diambil tindakan sesuai protokol kesehatan penanganan Covid-19.
Selain itu kewajiban untuk melakukan isolasi diri juga diterapkan untuk warga Mataram dan luar Mataram yang baru datang ke Mataram dari daerah lain atau dari luar negeri.
Ia mengimbau agar warga yang baru datang memiliki kesadaran untuk melapor ke Kepala Lingkungan untuk diperiksa kesehatannya dan dilakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
"Kita minta Kepala Lingkungan menjelaskan juga ke warganya terutama yang baru datang dari luar untuk isolasi diri. Selama isolasi atau karantina 14 hari akan dipantau kesehatannya karena masa 14 hari itu masa inkubasi virus corona," katanya.
Isolasi mandiri dan karantina 14 hari menurut Ahyar akan sangat penting agar penularan virus bisa diminimalisir.
Pemerintah Kota Mataram juga terus memperketat pemeriksaan kesehatan di tujuh pintu perbatasan masuk Kota Mataram, yang sudah sepekan ini dilaksanakan. Serta memperpanjang masa penerapan jam malam di Kota ini.
Ahyar Abduh mengimbau masyarakat tak perlu panik. Namun ia menegaskan agar masyarakat mentaati anjuran pemerintah untuk menjaga jarak atau physical distancing, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker saat bepergian. Hal ini harus dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19.
"Yang terpenting masyakat kita harus mulai membangun kesadaran bersama untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini. Taati anjuran pemerintah, dan berupaya untuk saling mengingatkan. InsyaAllah dengan ikhtiar yang kita lakukan maka penyebaran Covid-19 ini bisa kita minimalisir," tegasnya. (*)
Social Header