Warga bergotong royong membuka akes jalan untuk mempermudah mengangkut hasil pertanian
Lombok Tengah,
savananews – Puluhan warga dari empat desa di Kabupaten Lombok Tengah, membuka
akses jalan baru secara swadaya, di desa Rangagata Kecamatan Praya Barat.
Warga bergotong
royong membangun akses jalan sepanjang 3 kilometer dengan lebar 4 meter, yang
menghubungkan empat desa yakni, Giri Sasak, Labulia, Ungga dan desa Ranggagate.
Salah satu
tokoh bernama Munir mengaku, keinginan masyarakat di empat desa untuk membuka
akses jalan sudah di utarakan sejak 5 tahun yang lalu, namun terkendala
peralatan.
“Dari 5 tahun
lalu warga sekitar pingin sekali punya jalan akses tani untuk mengangkut hasil
pertanian, mereka datang kerumah ramai-ramai untuk menyampoaikan hal tersebut,”
ujarnya.
Ia menjelaskan,
warga secara swadaya bergotong royong membuka akes jalan hanya dengan
menggunakan peralatan seadanya seperti cangkul dan linggis, tanpa adanya
bantuan alat berat dari pemerintah daerah Lombok Tengah.
“Kita sudah
bekerja selama 45 hari dan jalan yang sudah dibuka sepanjang 1,5 kilometer,”
jelasnya.
Ditegaskan,
pemilih sudah menghibahkan lahan pertanian mereka untuk dijadikan akses jalan,
karena selama ini mereka kesulitan untuk mengangkuit peralatan maupun hasil
pertanian akibat tidak adanya jalan.
“Karena
tidak bisa membawa hasil pertanian, warga terpaksa mengeluarkan biaya
operasional yang lebih, untuk membayar jasa buruh angkut, guna mengangkut hasil
panen,” tambahnya.
Pembukaan akses
jalan ini, dilakukan agar kendaraan roda 4 bisa masuk ke areal pertanian warga,
sehingga kedepan mereka tidak lagi kesulitan untuk mengangkut bahan maupun
hasil pertanian.
“Rencana
supaya mobil roda 4 bisa masuk, untuk mengangkut material mauun hasil
pertanian,” imbuhnya.
Saat ini
warga, sangat berharap bantuan dari pemerintah daerah Lombok Tengah untuk
membantu pembukaan jalan, dengan menerjunkan alat berat, sehingga pekerjaan
mereka bisa lebih cepat.
“Saya sangat
mengharapkan pemerintah daerah membantu warga mempercepat membuka akses jalan,
agar bisa segera digunakan,” tutupnya.
Ditempat
yang sama salah satu pemilik lahan, Ruslan mengaku menghibahkan lahan pertanian
miliknya untuk dijadikan jalan, supaya mempermudah mobilitas pengangkutan hasil
pertaniannya.
“Biar enak
masyarakat, biar ada kemudahan waktu panen,” ucapnya.
Selama ini,
warga selalu menggunakan jasa buruh untuk mengangkut hasil pertanian ke
pinggir, sehingga membuat biaya operasional menjadi bertambah.
“Dulu selalu
pakai buruh, sekarang kita buat jalan biar enak lah kita angkut hasilnya,”
jelasnya.
Ia menambahkan,
lahan yang dihibahkan bukan hanya miliknya, melainkan warga lain, yang juga
merasakan kesulitan untuk mengakses areal pertanian mereka karena tidak ada
akses jalan.
“Warga sudah
setuju semua sebagian lahanya digunakan menjadi jalan,” tutupnya. (Man)
0 Comments