Panen Perdana Padi Organik di Desa Sigerongan,Kecamatan Lingsar capai 7,9 ton per hektare
SAVANANEWS - Panen padi organik yang digelar Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat bersama Gabungan Kelompok Tani di Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, berlansung lancar. Hasil panen petani cukup memuaskan mencapai 7,9 ton per hektare, pada Senin (22/7).
Panen perdana ini diikuti lansung oleh Kepala Dinas pertanian Kabupaten Lombok barat Damayanti Widyaningrum, bersama Balai Pelatihan Dan Pertanian (Bapeltanbun) Provinsi NTB, Pemerintah Desa dan Kelompok tani.
"Jadi kegiatan kita sekolah lapang genta organik ini merupakan salah satu kegiatan dari Dinas Pertanian untuk meningkatkan hasil produktifitas tanaman padi untuk menjaga ketersediaan pangan di Lombok barat," kata Damayanti disela melaksanakan panen raya.
Kegiatan pertanian organik di Desa Sigerongan kata Damayanti mendapat dukungan dari Dinas Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lingsar dan Bapelatbun NTB melalui sekolah Lapang, sehingga hasilnya cukup maksimal.
Dimana para petani dilatih sejak awal untuk dapat menanam padi menggunakan pupuk organik, sehingga mereka (Petani) sukses memperoleh hasil panen dengan biaya yang terjangkau.
"Mulai dari awal kita sudah melakukan sosialisasi, setelah itu kita adakan rembuk tani terus pelatihan, dan sekarang yang terakhir ini kita panen," Terangnya.
Pihaknya sangat bersyukur panen padi organik dengan menggunakan pupuk organik di Desa Sigerongan tersebut hasilnya cukup bagus karena sebelumnya hasil produksi padi hanya berkisar 5,8 ton dengan menggunakan pupuk kimia, kini sudah mencapai 7,9 ton gabah per hektare dengan pupuk organik.
Dijelaskan, bahwa kegiatan sekolah lapang genta organik ini melibatkan sebanyak 10 kelompok tani di Kecamatan Lingsar, dengan masing-masing mendapatkan program sebanyak 1 hektar lahan untuk ditanami padi organik.
"Yang ini baru pertama kali, sementara dulu kita juga sudah lakukan di Kecamatan Kuripan sebanyak 11 kelompok tani," Sebutnya.
Diwaktu yang sama, Fathul seorang petani yang mencoba sistem organik mengaku cukup terbantu dengan adanya program ini, dimana diakuinya bahwa dengan menggunakan sistem organik ia tidak hanya hemat dari segi permodalan juga banyak mendapatkan keuntungan.
"Alhamdulillah setelah mencoba menggunakan organik ini pengeluaran kita jadi lebih sedikit dan keuntungannya lebih banyak," Ujar Fathul.
Fathul mengajak para petani yang lain beralih menggunakan pupuk organik baik dengan pupuk organik buatan sendiri atau memakai pupuk organik produksi pabrik.
"Memang butuh waktu untuk masa peralihan, dari pupuk kimia ke organik, dan prosesnya juga berbeda, namun dalam jangka panjang ada dampak positifnya yakni tanah semakin subur dan hasil pertanian makin melimpah," katanya. (*)
0 Comments