Breaking News

Kecewa Penanganan Lamban, Massa Keluarga Esco Rusak Rumah Tersangka R

Rumah tersangka R di Dusun Nyiur Lembang desa Jembatan Gantung kecamatan Lembar yang rusak massa pada Rabu (8/10) sore sekitar pukul 17.30 sore

SAVANANEWS
- Massa dari keluarga besar almarhum Brigadir Esco Paska Rely merusak rumah tersangka Rizka di Dusun Nyiur Lembang Desa Nyiur Lembang Kecamatan Lembar pada Rabu (8/10) sekitar pukul 17.30 sore. Selain rumah R, massa juga merusak rumah kerabat R. 


Pemicu utama kemarahan massa adalah belum ditahannya delapan saksi kunci yang diduga terlibat dan namanya telah berulang kali disebut-sebut selama penyelidikan. Pasalnya, sebelumnya pihak kepolisian menyampaikan ke pihak keluarga dan kuasa hukum akan segera menetapkan tersangka pembunuhan Brigadir Esco. Ketegangan memuncak sekitar pukul 17.30 WITA, saat ratusan massa bergerak menuju lokasi yang menjadi pusat kasus.


Informasi yang diserap media, ratusan keluarga Brigadir Esco datang ke lokasi menggunakan puluhan kendaraan bak terbuka dan truk. Tiba di gang masuk ke rumah tersangka R, massa sempat duhadang oleh Kades Jembatan Gantung Suhaimi, dan beberapa warga. Ia bermaksud meminta agar tidak melakioakn aksi pengerusakan. Namun banyaknya massa tak mampu dibendung hingga akhirnya massa masuk merusak rumah tersangka. 


Pagar tembok rumah tampak roboh. Jendela dan kursi juga tak luput dari pengrusakan. Bagian dalam rumah tersangka R tampak rusak berantakan. Begitu pula atap serambi depan rumah roboh. Tak puas merusak rumah tersangka R, rumah nenek Tersangka R pun menjadi sasaran. Rumah dan kendaraan motor milik keluarga R pun ludes dirusak massa. Setelah merusak rumah tersangka R dan neneknya, massa mencari saksi yang dianggap ikut terlibat ke polres. Sebab info yang diperoleh bahwa mereka mengamankan diri kesana. 


Miase alias Amaq Kake, kakek dari Esco mengatakan bahwa aksi massa tersebut bukanlah tanpa alasan. Miyase menjelaskan bahwa api kemarahan masyarakat telah tersulut sejak ditemukannya indikasi kelalaian dalam proses hukum. Ia merujuk pada fakta bahwa anak almarhum telah memberikan pengakuan kepada psikolog yang disaksikan langsung oleh penyidik dan Kanit Pidum di sana."Padahal sudah disebut-sebut namanya ini semua. Tapi kenapa sampai saat ini belum ada ditangkap?" tanya Miyase.


Meskipun satu tersangka sudah ditahan, masyarakat merasa tidak puas karena delapan saksi lainnya yang dianggap memiliki peran krusial belum juga diamankan. Inilah yang menjadi tuntutan utama massa. "Masyarakat [merasa] tidak puas karena yang delapan sisanya yang dipanggil jadi saksi itu tidak ditahan. Maunya keluarga sana, [delapan] saksi itu ditahan," tegasnya.


Kekecewaan ini, menurut Minyase, telah mencapai titik didih di mana masyarakat memutuskan untuk bertindak di luar jalur resmi, menandakan hilangnya kepercayaan terhadap janji-janji penegakan hukum yang transparan. "Kekecewaan berat, memang sangat kecewa orang-orang ini. Jadi kalau begini lalainya kepolisian, ambil tindakan kita sendiri sudah. Itulah inisiatifnya masyarakat banyak yang ada di sana," jelasnya.


Selain menuntut penahanan, masyarakat juga mempertanyakan keberadaan delapan saksi tersebut yang kini tidak diketahui pasti. Minyase menjelaskan bahwa para saksi tersebut tidak melarikan diri, melainkan "dijemput" oleh pihak kepolisian.

"Saksi ini sudah kita enggak tahu keberadaannya karena dijemput pakai mobil Patwal [kendaraan polisi]. Itu aja yang saya tahu," ungkapnya lagi.


Massa, yang mayoritas didominasi oleh perempuan, kini memberikan ultimatum. Jika delapan saksi tersebut tidak juga ditahan hari ini, mereka mengancam akan kembali membawa massa yang lebih besar.

"Kalau enggak, sampai hari ini itu tidak ditahan, kami akan bawa massa untuk menangkap yang delapan orang ini," ancamnya.


Keluarga Brigadir Esco berharap kini sepenuhnya tertumpu pada tindakan cepat kepolisian. Mereka berharap semua terduga pelaku yang disebutkan namanya dapat segera diamankan dan dibawa ke Polres malam ini juga. "Yang penting itu sudah diamankan semua, sudah dibawa ke Polres, sudah cukup," pungkasnya kemudian.


Sementara itu, Kepala Desa Jembatan Gantung Lembar, Suhaimi mengaku bahwa warga Bonjeruk Loteng datang sekitar pukul 17.30 WITA. Dirinya bersama polisi sempat menghadang dan mencoba memberi penjelasan kepada warga Loteng, namun karena amarah warga, dutinya tidak bisa membendung. "Saya sempat berusaha menghadang dan memberi penjelasan, namun tidak bisa. Bahkan saya sampai jatuh akibat terdorong," ungkapnya.


Mereka mencari keberadaan 8 orang saksi yang sampai saat ini belum di tahan pihak kepolisian. "Mereka mencari saksi saksi yang tidak ditahan" imbuhnya.Akibat kejadian itu, dua rumah dirusak warga yakni rumah tersangka R dan satu rumah lagi yang diduga tersangka R sempat tinggal disana. 033


Kapolres Lobar AKBP Yasmara Harahap bersama jajaran turun ke lokasi untuk mengamankan situasi. Kapolres sempat memberikan penjelasan kepada Keluarga korban perihal penanganan kasus Brigadir Esco. Kapolres menerangkan pada massa, kalau saksi mengamankan diri ke polres, sebab statusnya masih dalam penyidikan, belum sebagai tersangka.  Menurutnya, ada proses dalam penanganan perkara kaitan dengan penetapan tersangka dan penahanan. "Itu prosesnya ada,"Imbuhnya. Kapolres pun mengimbau agar massa pulang ke rumah agar situasi kondusif. (Red)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News