Breaking News

Mensos Serahkan Santunan Korban Tambang Emas Sekotong

Menteri Sosial Idrus Marham didampingi Gubernur NTB T.G.H. Muhammad Zainul Majdi mengunjungi korban selamat Tambang  rakyat Sekotong yang masih dirawat di Puskesmas Sekotong Kamis, (21/6)


(savananews.com) Lombok Barat - Sehari setelah mengunjugi penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Pinrang, Sulawesi Selatan, yang rumahnya ludes terbakar, hari ini Menteri Idrus Marham mendatangi sejumlah korban selamat berikut keluarga korban meninggal keracunan gas di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Kamis (21/6). 

Penyerahan bantuan dilakukan  langsung kepada para korban yang masih menjalani perawatan  di puskesmas Sekotong dan juga di Kantor Kecamatan Sekotong oleh Mensos kepada ahli waris didampingi dirjen kementrian sosial,  serta sejumlah pejabat daerah seperti Gubernur NTB M. Zainul Majdi, PJS Bupati Lombok Barat, Lalu Jaswadi, dan juga Ketua DPRD Lombok Barat Imam Kapali.  

"Presiden menegaskan dalam setiap musibah yang diutamakan adalah penanganan dan perlindungan terhadap korban. Maka untuk itu hari ini kami datang, saya berkeliling, tidak ada liburnya. Perintah Presiden kalau melayani rakyat tidak ada liburnya. Hari libur tetap bekerja mengurus rakyat. Kemarin saya mengunjungi peserta PKH rumahnya ludes terbakar di Pinrang, sekarang ke sini untuk memastikan korban tertangani dengan baik," tutur Mensos kepada awak media usai Penyaluran Bantuan Sosial.

Mensos mengatakan perintah Presiden sudah jelas, rakyat adalah prioritas pertama.  Maka terkait musibah meninggalnya penambang emas ini Presiden memerintahkan agar keluarga korban meninggal segera mendapat santunan dan korban luka-luka mendapat bantuan untuk meringankan biaya pengobatan. 

"Bapak Presiden menyampaikan salam hormat sekaligus menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga yang tertimpa musibah. Beliau juga berpesan agar keluarga korban meninggal menerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH)," kata dia.

Idrus menjelaskan Kementerian Sosial menyampaikan bantuan berupa bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, bantuan santunan kematian, bantuan korban luka-luka dan layanan dukungan psikososial.  Santunan untuk setiap korban meninggal adalah Rp15 juta yang diserahkan kepada ahli waris. Sedangkan bantuan untuk korban luka-luka Rp2,5 juta per orang. Totalnya mencapai Rp120 juta. Santunan dan bantuan ini, lanjutnya, merupakan komitmen Negara hadir dalam setiap kondisi bencana yang terjadi di wilayah NKRI.

"Mari kita doakan semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, diampuni segala kesalahan dan khilafnya. Kepada korban luka kami mendoakan semoga segera pulih," ajak Mensos.

Sementara kepada keluarga korban meninggal, Idrus juga memastikan mereka akan mendapatkan jaminan hidup untuk menopang ekonomi mereka dari pemerintah melalui program bantuan sosial agar dapat terintegrasi dengan Program Keluarga Harapan (PKH). 

"Pemerintah berharap bantuan sosial tersebut dapat mendukung penghidupan yang layak, kisarannya 1.8 juta pertahun, nanti tahun 2019 akan naik lagi mulai 2 hingga 3.5 juta per keluarga," jelasnya.

Sementara itu Ibu Supiyah (40) istri salah satu korban meninggal bernama Supar (45) mengaku lega akan mendapat bantuan dari pemerintah berupa PKH. Selama ini, lanjutnya, perempuan warga Dusun Banyumulek ini menceritakan selama ini ia belum terdaftar sebagai peserta PKH. Ia berharap, kelak ketika sudah menerima PKH akan digunakan untuk membiayai keperluan sekolah anaknya terlebih suaminya sebagai pencari nafkah utama telah meninggal dunia. 

"Alhamdulillah, terima kasih atas perhatian pemerintah. Saya akan gunakan sebaik-baiknya untuk keperluan sekolah anak," ungkapnya dengan mata berkaca kaca. (*)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News