Breaking News

Geliat Kemanusiaan Di Sembalun


(savananews.com) Giri Menang - Bencana gempa bumi 6,4 dalam skala richter yang mengguncang Pulau Lombok, Ahad (29/07) lalu menyisakan trauma dan kesedihan mendalam di wilayah-wilayah terdampak paling dekat dengan epicentrum gempa tersebut, yaitu Sembalun di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU).

Terutama bagi keluarga korban yang sampai saat ini tercatat telah menelan korban paling sedikit 17 orang. Sisanya adalah ketakutan dan trauma yang dirasakan oleh ribuan jiwa penduduk di dua kawadan tersebut.

Sampai tadi malam (Senin, 30/07) warga di dua kawasan itu, terutama di kawasan Sembalun belum ada yang berani beraktivitas lama dan tidur di dalam rumah.

"Sampai tadi sore pun, gempa susulan masih saja terjadi. Itu yang membuat kami ketakutan," tutur Haji Eji, salah seorang Ketua RT di Dusun Dayen Rurung Barat Desa Sembalun Bungbung.

Di halaman rumah yang cukup luas miliknya, ia bersama beberapa kepala keluarga mendirikan tenda untuk tidur di malam hari.

Di kecamatan Sembalun, tenda-tenda seperti itu sudah dipenuhi warga untuk beristirahat di malam hari. Sebagian lainnya lagi memilih beristirahat di berugak-berugak poskamling yang ada di pojok-pojok desa.  Mereka melawan dingin malam yang menusuk kulit dengan selimut tipis atau sarung hanya karena trauma dengan gempa itu.

"Seumur hidup saya, ini gempa terbesar yang saya rasakan," tutur Haji Eji mengenang peristiwa Ahad pagi hari itu.

"Batu-batu berguguran dari atas gunung," imbuhnya.

Ketakutan yang melahirkan trauma itu diakui sebagai salah satu persoalan utama pasca gempa.

Melalui Tim Siaga Bencana Daerah (TSBD) Dinas Sosial, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menurunkan 5 orang Tagana yang sebenarnya khusus bekerja untuk Layanan Dampingan Psikososial (LDP).

Lailatul Ijtima', salah seorang relawan LDP menuturkan bahwa trauma tersebut menjadi problem lain selain persoalan infrastruktur yang hancur atau rusak dan terapi tanggap darurat lainnya, seperti penyediaan logistik, tenda, pelayanan kesehatan, dan lainnya.

"Kami sudah mulai melakukan healing (terapi mental), terutama kepada anak-anak," akunya.

Sampai hari senin sehari pasca gempa itu (kemaren, red), sekolah-sekolah masih diliburkan. Seperti di Desa Sembalun Bungbung, ada 4 SD dan 1 Tsanawiyah (setingkat SMP, red) yang sehari pasca gempa tidak bersekolah.

"Bangunan sekolah dalam keadaan porak poranda," pungkas Haji Eji.

Di tempat terpisah, di Posko Utama belakang Kantor Camat Sambelie, Lailatul Ijtima', relawan perempuan yang bergabung dengan TSBD Lobar mengakui,
"Kita belum tahu kapan mereka bisa bersekolah," tambah Ela, panggilan khas Lailatul Ijtima'.

Ela adalah salah seorang dari 18 orang Tagana Dinas Sosial yang diterjunkan Pemkab Lobar ke Lokasi Bencana di Lotim. Sebagian lainnya diterjunkan ke Bayan KLU. Mereka bergabung dengan 13 orang lainnya dari Tagana Kabupaten Lombok Tengah dan sisanya adalah Tagana dari Lotim yang bertanggung jawab terhadap Posko Utama Tanggap Darurat Gempa Pulau Lombok.

Di posko utama, Dinas Sosial Lobar mendirikan dapur umum yang diperuntukkan sebagai pusat penyediaan logistik siap saji.

"Kapasitas kerja di dapur umum hanya mampu menyediakan 411 bungkus nasi setiap kali makan, sedangkan kebutuhannya adalah 7000-an nasi bungkus," terang Ela yang saat diwawancarai sedang mencatat permintaan nasi bungkus dari para pendaki yang baru  dievakuasi.

Menurut Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Lobar, Baiq Aprina Rohmawiyanti,

"Mensiasati minimnya kemampuan kami, kami mendistribusikan bahan mentah kepada penduduk berupa beras, minyak goreng, mie instan, dan lain sebagainya," tuturnya.

Yanti sendiri datang langsung dari kantornya untuk membawa kebutuhan dapur umum hasil sumbangan dari personil pendamping pada Program Keluarga Harapan (PKH) Lobar.

Geliat kemanusiaan di lokasi gempa tersebut luar biasa mengharukan. Sampai tengah malam pun bantuan logistik, tenda, selimut, dan obat-obatan masih saja berdatangan.

Pemkab. Lobar sendiri sejak hari Ahad sore telah mengirimkan bantuan berupa logistik, barang habis pakai, obat-obatan dan Tim Medis yang bekerja langsung di lokasi bencana.

Berikutnya melalui Badan Penanggulangan Daerah (BPBD), jajaran Aparatur Sipil Negara di Pemkab. Lobar menghimpun bantuan logistik yang malam tadi (Senin, 30/07) diserahkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Drs. H. Moh. Nadjib yang didampingi oleh Kepala Bakesbangpol H. Fadjar Taufik.

Bantuan dikirim ke dua lokasi, KLU dan Lotim.  Untuk Tim yang di Lotim, mereka mendistribusikan bantuan langsung ke Posko Utama dan Posko Desa Sembalun Bungbung. Mereka hadir di Posko Desa itu melanjutkan pelayanan kesehatan yang sorenya di tempat yang sama  diselenggarakan oleh Tim dari Dinas Kesehatan Lobar. (*)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News