Breaking News

TGB : Stop Polarisasi Demi Ummat dan Kemaslahatan Bangsa


(savananews.com) Mataram – Ragam komentar dan polemik yang timbul dari statmen TGB yang menyatakan mendukung pemerintahan Joko Widodo dua periode disikapi santai Gubernur Nusa Tenggara Barat DR. Muhammad Zainul Majdi yang juga disebut sebut masuk bursa nama Capres Cawapres alternatif pada pilpres 2019 mendatang.

Ditemui usai memberikan kajian Jum’at bertempat di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram Jumat (6/7) TGB menegaskan kembali apa yang disampaikannya merupakan sikap pribadi setelah menilai hasil kinerja pemerintahan dibawah pimpinan Joko widodo selama empat tahun terakhir.

“Saya tidak pernah ada bicara tentang jabatan atau tentang apapun dengan beliau, atau dengan siapapun mengenai keputusan ini, ini sikap saya pribadi setelah empat tahun saya melihat menilai dan juga pasca pemilukada,” ucap TGB serius.

Ada beberapa hal yang menurut TGB harus mengambil langkah untuk bersuara  terutama dengan sejumlah peristiwa yang terjadi di sejumlah daerah pada pemilukada baru baru ini yang menurutnya rawan terjadi perpecahan antar anak bangsa.

“Saya lihat di beberapa daerah pembelahan antar ummat ini luar biasa terjadi, dengan ragam narasi dan wacana yang cendrung  merusak persaudaraan kita, ayolah stop itu semua, kita ini anak bangsa,” ajaknya.

 TGB juga menyatakan sikapnya sebagai anak bangsa yang bebas bersuara dan mengemukakan pendapatnya tentang kondisi bangsa saat ini. “Pilihan saya sebagai anak bangsa yang mau diam atau bersuara nah saya mengambil pilihan bersuara  ini sikap pribadi TGB secara pribadi,” imbuhnya.

Sementara menjawab pertanyaan awak media tentang sikapnya setelah dinyatakan dicoret dari daftar rekomendasi capres 212 TGB menjawab santai. “haknya beliau beliau soal itu, intinya kita tetap ngaji disini, bisa bersilaturrahmi dengan anda semua. Tidak usah terlalu dipersulit hal hal yang bertolak dari prinsip,” jawab TGB santai.


Selebihnya TGB juga mengingatkan bahaya polarisasi dengan memunculkan sentimen keagamaan di sebuah Negara seperti di timur tengah yang akhirnya menimbulkan konflik dan perang saudara berkepanjangan. 

“  Ingat sekali lagi saya pernah tinggal di mesir  tujuh tahun lamanya, saya punya banyak informasi dan pengetahuan dari bacaan dari apa yang saya lihat, saat satu bangsa apabila terpolrarisasi dengan sentimen agama maka itu akan mendatangkan mudarat,”  lanjutnya. 

 “Nah di Indonesia tidak boleh ada sentimen keagamaan seperti itu, jika ada arahkan dia untuk memperkuat Indonesia.  Artinya kita sebagai ummat  yuk kita kontribusi untuk indonesia dimana kita bisa bekerja danberbuat yang terbaik. (SV.01)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News