Mataram - Kota Tua Ampenan, sebuah kota yang menyuguhkan deretan bangunan tua bercorak arsitektur masa lampau. Sebuah kota yang menjadi saksi bisu pada masa keemasan dan kejayaan Ampenan di masa lalu.
Sebagai salah satu pusat perekonomian dan perdagangan di masa penjajahan Belanda, di Ampenan juga ada kampung-kampung yang heterogen, antara lain Kampung Tionghoa, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Kampung Banjar, Kampung Arab, dan Kampung Bali.
“Dulu Ampenan adalah kota pelabuhan barang dan penumpang yang menghubungkan perdagangan antar daerah,” tutur Sayyid Umar Al Idrus (78 tahun) di Ampenan, Sabtu (14/12).
Sayyid Umar yang juga pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) lingkup pemerintah Kota Mataram ini menuturkan, pada tahun 1970-an, kesibukan Kota Ampenan meredup seiring dipindahkannya pelabuhan ke Lembar. Meskipun begitu, Kota Tua Ampenan merupakan salah satu kota yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI).
“Sekarang kota Tua Ampenan menjadi kota bersejarah dan setiap tahunnya pemerintah kota Mataram menggelar Festival budaya, menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Ampenan,” tuturnya.
“Kota Tua Ampenan juga menyajikan keindahan lain yaitu berupa hamparan lautnya dan juga wisata kuliner yang menyediakan beragam kuliner seafood yang segar,” sambungnya.
Social Header