Mataram - Kasus penularan Covid-19 hari ini telah menjadi wabah Pandemi Global di ratusan negara termasuk di Indonesia dengan korban yang tidak sedikit, dengan pola penularan yang masif dari interaksi sosial manusia ke manusia. Disisi lain ragam langkah proteksi atau pencegahan resiko terus dilakukan oleh negara hingga lingkup birokrasi terkecil di daerah guna meminimalisir resiko terus berkembangnya virus pneumonia dengan angka peningkatan yang cukup signifikan.
Pola pencegahan tersebut dilakukan secara massal mulai kebijakan Lockdown yang diberlakukan sejumlah negara, sosial distance dan physical distance dalam lingkup komunitas masyarakat yang lebih kecil, serta ragam proteksi penyikapan sektoral seperti sosialisasi atau sterilisasi kawasan dengan cairan disinfektan. Langkah ini harus didukung bersama sebagai sebuah regulasi bersama bersatu melawan pandemi corona saat ini.
Tinginya jumlah warga dunia yang saat ini tertular dengan pola komunal dan resiko kontraksi tubuh secara medis yang dialami penderita, mulai demam, batuk dan sesak nafas dengan pola serangan organ pernafasan manusia dikhawatirkan menjadi ancaman milenial bagi keberlangsungan hidup manusia dan sekaligus menjadi tantangan literasi dunia medis kedepannya.
Dalam bingkai jurnalistik, fenomena covid-19 menjadi isu berita yang seksi untuk diangkat secara lengkap dalam pemberitaan, namun di sisi lain fenomena ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi awak media dalam menjalankan tugasnya melakukan pendalaman materi (investigasi_red). Karakteristik virus corona yang menyebar melalui pola interaksi sosial, secara dasar bisa menjadi penghambat tidak optimal nya kerja jurnalistik.
Ada tiga hal yang seharusnya menjadi titik perhatian dalam fase interksi peliputan seorang jurnalis dalam menyampaikan materi sensitif seperti covid, yakni keselamatan pribadi (Safety first), materi berita (news of value), dan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan (standart health care) yang dianjurkan pemerintah dan pihak terkait.
Dalam mengawal penanganan covid-19 dari konteks peliputan berita, sudah sepatutnya kita semua peduli Standar opersional prosedur dari pihak dinas kesehatan, sebagai pola menjaga keselamatan pribadi (Safety first). Dalam konteks ini menjaga pola interaksi dan mengenakan standar perlindungan diri untuk menghindari penularan harus dilakukan. Disini diperlukan protokol standar mitigasi peliputan Covid-19 yang harus ditetapkan oleh pihak perusahaan, news room, atau dewan redaksi terhadap para jurnalis di lapangan. Dalam situasi terburuk pemerintah harus merancang regulasi pres confrence dengan meniadakan pertemuan langsung yakni dengan sistim rilis data dan video Confrence yang diambil pihak terkait untuk disebarluaskan kepada para media.
Sementara agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang obyektif, seorang jurnalis harus mengedepankan fakta akurat dengan bersumber pada tim yang ditunjuk menjadi gugus tugas penangnan covid-19 baik secara nasional maupun tim di masing masing daerah, tidak menimbulkan stigmatiasi dalam membuka identitas pasien, memberitakan secara jujur, tidak mendramatisir, sensasional dalam menjustifikasi pasien atau korban, serta selalu mengedepankan nilai nilai kemanusiaan di dalamnya.Karena ingat, fenomena covid masuk karegori Bencana Nasional Non Alam yang harus menjadi keprihatinan dan kepedulian kita bersama.
Terakhir bersinergi secara baik dengan pihak terkait (pemerintah daerah_red) dalam memetakan wilayah dan resiko penyebaran serta langkah tanggap penanggulangan resiko menjadi hal yang mutlak harus dilakukan oleh seorang jurnalis, agar upaya terpadu penanganan covid-19 dalam rangka memberikan informasi yang sehat kepada masyarakat bisa terwujud. Saatnya media masa dalam dimensinya (cetak,online maupun elektronik) mampu tampil menjadi garda terdepan dalam penyampaian informasi yang akurat, edukatif dan menenangkan bagi publik. Mari bersatu mengawal penuntasan kasus covid oleh pihak terkait, sementara tugas kita adalah memerangi Hoax dan menyampaikan informasi yang sehat kepada masyarakat.
Mari berpikir sehat, patuhi anjuran protokol kesehatan secara benar, jaga jarak dalam berinteraksi, kenakan masker, dan berdiam diri di rumah (stay at home) atau jika memungkinkan mulailah bekerja dari rumah (work at home) dalam rangka memutus rantai penularan covid-19 yang merebak saat ini. (RS)
Pola pencegahan tersebut dilakukan secara massal mulai kebijakan Lockdown yang diberlakukan sejumlah negara, sosial distance dan physical distance dalam lingkup komunitas masyarakat yang lebih kecil, serta ragam proteksi penyikapan sektoral seperti sosialisasi atau sterilisasi kawasan dengan cairan disinfektan. Langkah ini harus didukung bersama sebagai sebuah regulasi bersama bersatu melawan pandemi corona saat ini.
Tinginya jumlah warga dunia yang saat ini tertular dengan pola komunal dan resiko kontraksi tubuh secara medis yang dialami penderita, mulai demam, batuk dan sesak nafas dengan pola serangan organ pernafasan manusia dikhawatirkan menjadi ancaman milenial bagi keberlangsungan hidup manusia dan sekaligus menjadi tantangan literasi dunia medis kedepannya.
Dalam bingkai jurnalistik, fenomena covid-19 menjadi isu berita yang seksi untuk diangkat secara lengkap dalam pemberitaan, namun di sisi lain fenomena ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi awak media dalam menjalankan tugasnya melakukan pendalaman materi (investigasi_red). Karakteristik virus corona yang menyebar melalui pola interaksi sosial, secara dasar bisa menjadi penghambat tidak optimal nya kerja jurnalistik.
Ada tiga hal yang seharusnya menjadi titik perhatian dalam fase interksi peliputan seorang jurnalis dalam menyampaikan materi sensitif seperti covid, yakni keselamatan pribadi (Safety first), materi berita (news of value), dan kepatuhan mengikuti protokol kesehatan (standart health care) yang dianjurkan pemerintah dan pihak terkait.
Dalam mengawal penanganan covid-19 dari konteks peliputan berita, sudah sepatutnya kita semua peduli Standar opersional prosedur dari pihak dinas kesehatan, sebagai pola menjaga keselamatan pribadi (Safety first). Dalam konteks ini menjaga pola interaksi dan mengenakan standar perlindungan diri untuk menghindari penularan harus dilakukan. Disini diperlukan protokol standar mitigasi peliputan Covid-19 yang harus ditetapkan oleh pihak perusahaan, news room, atau dewan redaksi terhadap para jurnalis di lapangan. Dalam situasi terburuk pemerintah harus merancang regulasi pres confrence dengan meniadakan pertemuan langsung yakni dengan sistim rilis data dan video Confrence yang diambil pihak terkait untuk disebarluaskan kepada para media.
Sementara agar masyarakat bisa mendapatkan informasi yang obyektif, seorang jurnalis harus mengedepankan fakta akurat dengan bersumber pada tim yang ditunjuk menjadi gugus tugas penangnan covid-19 baik secara nasional maupun tim di masing masing daerah, tidak menimbulkan stigmatiasi dalam membuka identitas pasien, memberitakan secara jujur, tidak mendramatisir, sensasional dalam menjustifikasi pasien atau korban, serta selalu mengedepankan nilai nilai kemanusiaan di dalamnya.Karena ingat, fenomena covid masuk karegori Bencana Nasional Non Alam yang harus menjadi keprihatinan dan kepedulian kita bersama.
Terakhir bersinergi secara baik dengan pihak terkait (pemerintah daerah_red) dalam memetakan wilayah dan resiko penyebaran serta langkah tanggap penanggulangan resiko menjadi hal yang mutlak harus dilakukan oleh seorang jurnalis, agar upaya terpadu penanganan covid-19 dalam rangka memberikan informasi yang sehat kepada masyarakat bisa terwujud. Saatnya media masa dalam dimensinya (cetak,online maupun elektronik) mampu tampil menjadi garda terdepan dalam penyampaian informasi yang akurat, edukatif dan menenangkan bagi publik. Mari bersatu mengawal penuntasan kasus covid oleh pihak terkait, sementara tugas kita adalah memerangi Hoax dan menyampaikan informasi yang sehat kepada masyarakat.
Mari berpikir sehat, patuhi anjuran protokol kesehatan secara benar, jaga jarak dalam berinteraksi, kenakan masker, dan berdiam diri di rumah (stay at home) atau jika memungkinkan mulailah bekerja dari rumah (work at home) dalam rangka memutus rantai penularan covid-19 yang merebak saat ini. (RS)
Social Header