LOMBOK BARAT – Dengan semakin bertambahnya cakupan orang yang “reaktif” sebagai hasil rapid test saat menelusuri riwayat kontak para pasien positif Covid 19, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat membutuhkan tambahan personil tenaga kesehatan, ruang isolasi, dan Alat Pelindung Diri. Dinas Kesehatan Lombok Barat untuk hasil rapid test tidak menggunakan istilah positif, tapi reaktif terhadap test yang artinya harus ditindak lanjuti lagi test Swab.
Untuk kondisi saat ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyiapkan dua rumah sakit untuk penanganan Covid 19, yaitu di RSUD Patut Patuh Patut Patju (RSUD Tripat) Gerung dan Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Ambaryati, di RSUD Tripat sendiri menyiapkan 3 ruangan dengan 11 bed dan 9 ruang kohort untuk paru dengan 18 bed.
“ini untuk yang ODP (Orang Dalam Pemantauan, red) yang mengarah kepada PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red),” ujar Ambaryati usai Rapat Koordinasi untuk Pencegahan Covid 19 di Ruang Rapat Rumah Dinas Bupati Lombok Barat di Gerung, Sabtu (11/4/2020).
Sedangkan untuk RSAM Narmada, Direktur RSAM Anak Agung Ngurah (AAN) Putra Suryanatha menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan satu gedung khusus untuk pasien Covid 19 ini.
“Gedung ini memiliki 13 ruangan. 1 ruangan untuk screening pasien yang baru datang, 1 ruangan tindakan, 8 ruangan rawat inap dengan masing-masing 2 bed, 1 ruang jaga infeksius untuk petugas yang memantau pasien, 1 ruang transisi untuk tenaga kesehatan kita ganti baju APD (Alat Pelindung Diri, red), dan 1 ruang kerja administrasi,” papar AAN.
Baik RSUD Tripat maupun RSAM Narmada, pola kerja yang diberlakukan kepada para tenaga kesehatannya adalah system rolling group.
“Kami membagi nakes kita di RSAM dengan 2 group. Group 1 dengan 11 orang paramedis dan group 2 sebanyak 10 orang paramedis. Untuk dokter, kami hanya menyiapkan 4 orang dokter umum dan 4 dokter spesialis yang bekerja secara bergiliran juga,” tambah AAN.
Di kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni khusus memprediksi untuk penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat sangat membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.
“Untuk sKenario yang terburuk jika seluruh ruangan dan bad penuh dengan pasien, kita membutuhkan tambahan tenaga kesehatan. Saat ini sedang dihitung berapa kebutuhan oleh masing-masing rumah sakit,” terang Toni.
Namun yang pasti kata toni, kedua rumah sakit tersebut saat ini sangat kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) khusus untuk para tenaga kesehatan, bahkan termasuk tenaga kesehatan di puskesmas-puskesmas.
“APD saat ini belum maksimal, tapi kami sudah memesannya dari pihak ketiga, semoga segera datang,” ujar Toni sambil menyebutkan beberapa bantuan baju covel all dari BPBD Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, dan ikatan alumni sebuah perguruan tinggi keprajaan telah didistribusikannya ke pihak puskesmas dan kecamatan.
Terkait dengan para tenaga kesehatan yang terdepan berjibaku merawat ODP dan PDP itu, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memberikan apresiasinya yang mendalam.
“Mereka ini pahlawan kita di saat seperti sekarang ini. Kami di Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sedang menyiapkan insentif khusus buat mereka. Bahkan jika keadaan nantinya tidak kunjung membaik, bisa jadi kita akan menambah ruang isoloasi di RSUD dan RSAM. Kita juga mungkin akan merekrut tenaga kesehatan tambahan dan akan menyiapkan pusat karantina khusus buat mereka,” ujar Bupati Lombok Barat menyebutkan akan menggunakan fasilitas pemerintah atau bahkan menyewa penginapan untuk menjadi pusat karantina tenaga kesehatan.
Fauzan mensinyalir hal tersebut tidak hanya berguna untuk penyelamatan keluarga para tenaga kesehatan agar tidak terjangkit Covid 19, namun juga agar masyarakat tetangga sekitar rumah tenaga kesehatan itu pun tenang dan nyaman.
“Masyarakat harus memperlakukan mereka sebagai pahlawan, bukan justru mempersulit keadaan karena mereka memberi perawatan kepada pasien Corona,” ujar Fauzan Khalid.
Menimpali hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambaryati untuk saat ini menampik upaya penyiapan tersebut karena dianggapnya belum diperlukan.
“Saat ini kita belum memerlukan, karena prosedur keamanan untuk para nakes kita sangat ketat. Tapi tidak tahu nanti,” ujar Ambaryati.
Sampai dengan hari ini, jumlah Pasien Dalam Pengawasan di Lombok Barat masih ada 7 orang dan 2 orang di antaranya ditetapkan positif Covid 19. Untuk ODP, saat ini berjumlah 545 orang dalam pemantauan dengan 395 di antaranya tuntas dipantau. Sedangkan untuk orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan orang dari daerah lain yang terpapar, Dinas Kesehatan Lombok Barat menyebutkan jumlahnya mencapai 1.737 orang yang dipantau tanpa gejala, namun 750 orang di antaranya selesai dalam pemantauan. (Redaksi)
Untuk kondisi saat ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyiapkan dua rumah sakit untuk penanganan Covid 19, yaitu di RSUD Patut Patuh Patut Patju (RSUD Tripat) Gerung dan Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Ambaryati, di RSUD Tripat sendiri menyiapkan 3 ruangan dengan 11 bed dan 9 ruang kohort untuk paru dengan 18 bed.
“ini untuk yang ODP (Orang Dalam Pemantauan, red) yang mengarah kepada PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red),” ujar Ambaryati usai Rapat Koordinasi untuk Pencegahan Covid 19 di Ruang Rapat Rumah Dinas Bupati Lombok Barat di Gerung, Sabtu (11/4/2020).
Sedangkan untuk RSAM Narmada, Direktur RSAM Anak Agung Ngurah (AAN) Putra Suryanatha menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan satu gedung khusus untuk pasien Covid 19 ini.
“Gedung ini memiliki 13 ruangan. 1 ruangan untuk screening pasien yang baru datang, 1 ruangan tindakan, 8 ruangan rawat inap dengan masing-masing 2 bed, 1 ruang jaga infeksius untuk petugas yang memantau pasien, 1 ruang transisi untuk tenaga kesehatan kita ganti baju APD (Alat Pelindung Diri, red), dan 1 ruang kerja administrasi,” papar AAN.
Baik RSUD Tripat maupun RSAM Narmada, pola kerja yang diberlakukan kepada para tenaga kesehatannya adalah system rolling group.
“Kami membagi nakes kita di RSAM dengan 2 group. Group 1 dengan 11 orang paramedis dan group 2 sebanyak 10 orang paramedis. Untuk dokter, kami hanya menyiapkan 4 orang dokter umum dan 4 dokter spesialis yang bekerja secara bergiliran juga,” tambah AAN.
Di kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni khusus memprediksi untuk penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat sangat membutuhkan tambahan tenaga kesehatan.
“Untuk sKenario yang terburuk jika seluruh ruangan dan bad penuh dengan pasien, kita membutuhkan tambahan tenaga kesehatan. Saat ini sedang dihitung berapa kebutuhan oleh masing-masing rumah sakit,” terang Toni.
Namun yang pasti kata toni, kedua rumah sakit tersebut saat ini sangat kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) khusus untuk para tenaga kesehatan, bahkan termasuk tenaga kesehatan di puskesmas-puskesmas.
“APD saat ini belum maksimal, tapi kami sudah memesannya dari pihak ketiga, semoga segera datang,” ujar Toni sambil menyebutkan beberapa bantuan baju covel all dari BPBD Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, dan ikatan alumni sebuah perguruan tinggi keprajaan telah didistribusikannya ke pihak puskesmas dan kecamatan.
Terkait dengan para tenaga kesehatan yang terdepan berjibaku merawat ODP dan PDP itu, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memberikan apresiasinya yang mendalam.
“Mereka ini pahlawan kita di saat seperti sekarang ini. Kami di Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sedang menyiapkan insentif khusus buat mereka. Bahkan jika keadaan nantinya tidak kunjung membaik, bisa jadi kita akan menambah ruang isoloasi di RSUD dan RSAM. Kita juga mungkin akan merekrut tenaga kesehatan tambahan dan akan menyiapkan pusat karantina khusus buat mereka,” ujar Bupati Lombok Barat menyebutkan akan menggunakan fasilitas pemerintah atau bahkan menyewa penginapan untuk menjadi pusat karantina tenaga kesehatan.
Fauzan mensinyalir hal tersebut tidak hanya berguna untuk penyelamatan keluarga para tenaga kesehatan agar tidak terjangkit Covid 19, namun juga agar masyarakat tetangga sekitar rumah tenaga kesehatan itu pun tenang dan nyaman.
“Masyarakat harus memperlakukan mereka sebagai pahlawan, bukan justru mempersulit keadaan karena mereka memberi perawatan kepada pasien Corona,” ujar Fauzan Khalid.
Menimpali hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Hj. Ambaryati untuk saat ini menampik upaya penyiapan tersebut karena dianggapnya belum diperlukan.
“Saat ini kita belum memerlukan, karena prosedur keamanan untuk para nakes kita sangat ketat. Tapi tidak tahu nanti,” ujar Ambaryati.
Sampai dengan hari ini, jumlah Pasien Dalam Pengawasan di Lombok Barat masih ada 7 orang dan 2 orang di antaranya ditetapkan positif Covid 19. Untuk ODP, saat ini berjumlah 545 orang dalam pemantauan dengan 395 di antaranya tuntas dipantau. Sedangkan untuk orang-orang yang memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan orang dari daerah lain yang terpapar, Dinas Kesehatan Lombok Barat menyebutkan jumlahnya mencapai 1.737 orang yang dipantau tanpa gejala, namun 750 orang di antaranya selesai dalam pemantauan. (Redaksi)
Social Header