Breaking News

Menteri Kelautan dan Perikanan Kunjungi Nursery Mangrove Sekotong Lombok Barat


Savananews - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengunjungi Nursery (Pembibitan) Mangrove, Sekotong, Lombok Barat (Lobar). 


Rombongan Menteri dan Gubernur disambut Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Wabup Lobar Hj. Sumiatun didampingi Kadis KP Lobar L. Sukawadi dan jajaran terkait di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (24/3).


Dalam kunjungannya, MKP RI Sakti Wahyu Trenggono memprogramkan penanaman mangrove seluas 56 Hektar di NTB. Untuk memenuhi kebutuhan bibit mangrove ini, pihak KKP akan membeli dari pusat pembibitan di Bagek Kembar Dusun Madak Desa Cendimanik Kecamatan Sekotong.


Kunjungan menteri ke Lombok Barat ini merupakan respon dan tindaklanjut dari audiensi Bupati Lobar H. Fauzan Khalid ke Kementerian Kelautan dan Perikanan RI beberapa pekan lalu. Dalam lawatan pertamanya ke NTB ini, MKP RI didampingi Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah melihat budaya Perikanan di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) di Sekotong Barat. Kemudian Menteri mengunjungi pusat pembibitan Mangrove di Bagek Kembar Desa Cendimanik. Disini MKP RI Trenggono  melakukan penanaman mangrove. 


Sakti Wahyu Trenggono mengatakan dirinya mengunjungi pusat pembibitan Mangrove di Bagek Kembar sebagai bentuk keseriusannya memperhatikan pengembangan tanaman penahanan abrasi di daerah setempat. Menurut menteri, pengembangan mangrove yang dilakukan kelompok masyarakat sangat bagus untuk dicontoh dan direplikasi di daerah lain. Karena itu dia pun sudah memprogram penanaman mangrove di NTB. 


"Sebelum bulan puasa ini, kami (KKP) akan menanam 56 ribu Mangrove di sekitar Lombok ini. Nanti bibitnya disuplay dari sini (pusat Nursery Mangrove Bagek Kembar)," katanya. 


Di tempat yang sama, Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah mengatakan sangat menyambut baik program penanaman mangrove oleh KKP. Karena seperti dikatakan Menteri kata gubernur, mangrove ini untuk menjaga ekosistem lingkungan terutama laut. Karena itu Pemrov NTB sangat mendukung pengembangan mangrove di Daerah NTB khususnya di Lombok Barat. 


"Kami mendukung untuk pengembangan mangrove di Lobar,"ujar dia. 


Sementara itu, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid mengatakan pihaknya intens melakukan program pengembangan mangrove. Sehingga pihak Kementerian pun menunjuk Lombok Barat sebagai salah satu dari tujuh daerah di Indonesia sebagai  pusat pembibitan Mangrove. Bentuk komitmen Pemda menyiapkan infrastruktur pendukung di kawasan pengembangan Bibit mangrove tersebut. 


"Infrastruktur pendukungnya dari kita, karena sejak awal program mangrove ini kita integrasikan,"jelas dia.


Untuk di kawasan Lombok Barat sendiri terdapat tujuh pusat pengembangan dan budidaya mangrove, yakni di Bagek Kembar Cendimanik, Ekowisata Mangrove Sekotong tengah, Pelangan dan Cemare lembar. Dikatakan dia, setelah pohon mangrove berumur 15 tahun, sesuai janji Kementerian KKP nanti ada insentif dari PBB sebesar 5 dollar kali 53 per hektar per tahun. Insentif ini untuk pengembangan mangrove. Bukan untuk perorangan. Sesuai pernyataan Menteri lanjut dia, untuk program Penanaman Mangrove 56 hektar akan disuplay bibitnya dari Pusat pembibitan Mangrove Bagek Kembar Sekotong.


Di tempat yang sama Ketua Pokdarwis Bagek Kembar, Agus Alwi mengatakan di lokasi pembibitan yang dikembangkan saat ini terdapat 500 ribu Bibit. Ratusan ribu bibit mangrove ini akan dibeli KKP untuk disebar ke daerah lain di NTB untuk ditanam. 


"Jadi mulai bulan depan akan ditanam bibit mangrove di NTB seluas 56 ribu. Bibitnya diambil dari sini," jelas dia. 


Untuk harga jual per bibit pohon, disesuaikan dengan standar harga Kementerian. Bibit mangrove ini sendiri bukan hanya dijual untuk KKP namun juga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta masyarakat umum.


Untuk pembibitan Mangrove ini pihaknya memberdayakan masyarakat sekitar. 


"Di mana untuk pembibitan kami libatkan 160 orang warga, upahnya per polibek Rp150," imbuhnya. 


Pembibitan ini akan dilakukan berkelanjutan. Setelah habis diserap oleh KKP, pihaknya akan melakukan pembibitan sebanyak 500 ribu lagi dan masyarakat kembali akan dipekerjakan. (M.Y)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News