
Inovasi Tonton Wayang Sasak dari Belakang Kelir Banjir Apresiasi
SAVANANEWS — Penampilan Dalang Cilik Rofidan Zamir Affan (10) dari Sanggar Seni Jati Suware, Lombok Barat sukses menghipnotis penonton dalam ajang Festival Dalang Anak (FDA) Nasional 2025 yang digelar di Gedung Pewayangan Kauman, TMII Jakarta. Dalam pementasan yang sarat nilai budaya dan kreativitas itu, Rofidan tampil memukau dengan menghadirkan inovasi baru dalam dunia pewayangan Sasak, yakni pementasan yang ditonton dari belakang kelir (layar).
Langkah berani ini menjadi sejarah tersendiri bagi perkembangan wayang Sasak, yang selama ini dikenal dengan gaya pementasan tradisionalnya yang ditonton dari depan kelir. Dengan inovasi ini, penonton diajak melihat proses pergerakan wayang, teknik dalang, serta permainan bayangan secara langsung, menciptakan pengalaman estetis dan dramatik yang berbeda.
Pihak panitia festival pun memberikan apresiasi tinggi terhadap keberanian Rofidan dalam menghadirkan bentuk pertunjukan baru yang tetap berpijak pada akar tradisi. Dukungan dan semangat juga datang dari para dalang senior yang turut mendampingi Rofidan selama festival berlangsung, di antaranya Dalang Budiman dari Sanggar Anjarwali Lombok Tengah, Miq Jaya Dalang dari Sanggar Kalasuare Lombok Timur, Dalang H. Safwan dari Sanggar Buana Lombok Barat, serta Dalang Sukardi dari Sanggar Seni Jati Suware, Lombok Barat — sang guru yang telah membimbing dan melahirkan Dalang Cilik Rofidan.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (DIKBUD) NTB, L. Abdurrahim Yang juga pemerhati Wayang sasak dan sebagai Sekretaris PEPADI NTB, yang akrab disapa Mamiq Jagat, turut mendampingi Rombongan perwakilan NTB dalam FDA 2025. Mamiq Jagat memberikan apresiasinya atas penampilan inovatif tersebut.
“Untuk mempertahankan wayang Sasak tentunya harus mengikuti zaman dan berinovasi, tanpa menghilangkan nilai positif dari wayang Sasak. Maka bentuk pementasan dapat kita inovasikan,”ujarnya di sela-sela kegiatan festival.
Senada dengan hal itu, Dalang Budiman dari Sanggar Anjarwali Lombok Tengah menilai bahwa langkah Rofidan menjadi contoh penting bagi regenerasi dalang muda.
“Inovasi yang dilakukan Rofidan ini menunjukkan bahwa dalang muda tidak hanya bisa menjaga pakem, tetapi juga mampu membaca zaman. Justru dengan keberanian berinovasi seperti inilah wayang Sasak akan tetap hidup dan dicintai penonton masa kini,”tutur Dalang Budiman.
Sementara itu, Rofidan Zamir Afan sendiri menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas kesempatan tampil di ajang nasional tersebut.
“Saya sangat senang bisa tampil di Festival Dalang Anak Nasional dan membawa wayang Sasak ke Jakarta. Terima kasih banyak kepada Bapak Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, yang sudah mendukung kami para seniman muda. Dukungan itu membuat saya semakin semangat untuk terus belajar dan melestarikan wayang Sasak,”ujar Rofidan dengan penuh semangat.
Tim Wayang Sasak NTB yang turut serta dalam FDA 2025 juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTB, khususnya kepada bapak Gubernur, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, S.IP., M.Si, atas perhatian dan dukungan terhadap pelestarian serta pengembangan seni pedalangan di NTB.
Dengan semangat muda dan kreativitasnya, Dalang Cilik Rofidan Zamir Affan bukan hanya membawa nama Lombok di panggung nasional, tetapi juga membuktikan bahwa Wayang Sasak mampu beradaptasi dan terus hidup di tengah arus perubahan zaman.(AS)
0 Comments