Breaking News

Aduan Jalan Rusak di Lobar Direspon


Savananews.com | Lombok Barat - Sebanyak tiga puluh aduan masyarakat sejak Januari sampai akhir Maret tentang kondisi jalan raya di Lombok Barat (Lobar),  segera dibahas oleh Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (FLLAJ) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) saat menggelar Rapat Bulanan di Aula Kantor Dinas Perhubungan Lobar, Kamis (29/3).

Salah seorang anggota FLLAJ Lobar, Gita Maya memapar hal tersebut dengan memberikan catatan-catatan berupa disposisi pengaduan yang terbanyak diarahkan ke Dinas PU-TR, menyusul Dinas Perkim, Balai Transportasi Darat, hingga Kepolisian Resort Lobar.

"Ada tiga puluh aduan dari Bulan Januari sampai Bulan Maret ini. Dua puluh sembilan sudah ditindak lnjuti dan satu yang belum," paparnya.

Selama periode akhir Februari sampai Maret ini saja, ada dua belas aduan dan permintaan warga berupa kondisi jalan rusak, lampu dan marka jalan, serta trotoar dan bahu jalan yang dimanfaatkan secara tidak tepat oleh para pengendara dan pedagang kaki lima.

Aduan yang paling mendapat sorotan adalah perbaikan pipa saluran dan kabel, baik listrik maupun kabel optik yang dianggap lamban diselesaikan sehingga mengganggu aktivitas warga.
Saat dikonfirmasi tentang kondisi galian yang ada di wilayah Bengkel-Merembu Kecamatan Labuapi, pihak Cipta Karya Dinas PU-TR berdalih karena jadwal pelaksanaan proyek masih berjalan.

"Pekerjaan masih berlangsung sampai dengan Bulan Juni," terang H. Hambali dari Bidang Cipta Karya yang juga didampingi Bidang Bina Marga Dinas PU-TR.

Kepala Bidang Sarpras Dinas Perhubungan yang sekaligus menjadi Sekretaris FLLAJ Lobar, Fathurrahman pun mengingatkan agar kualitas aspal yang menutup galian tersebut dan marka jalan dikembalikan ke kondisi semula.

"Ini juga menjadi salah satu keluhan warga Merembu," ujar Fathurrahman.

"Kita butuhkan tindak lanjut pengaduan. Penting bagi Bina Marga tahu proses rehabilitasi dan kapan diujikan," tambahnya.

Di samping masalah fisik  jalan, keluhan warga juga terkait tentang penggunaan trotoar di Bundaran Giri Menang Square pun mendapat sorotan.
Melalui aplikasi Whatsapp, salah seorang warga bernama Juanda mengirimkan keluhannya kepada FLLAJ atas kondisi tersebut di sore sampai malam hari.

Sayangnya, Dinas Perindag Lobar yang menjadi pembina Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) tidak hadir sehingga tidak bisa dikonfirmasi. Hal itu pun berimbas kepada reaksi Satuan Polisi Pamong Praja (Sat POL PP) Lobar yang lamban untuk turun menertibkan.

"Terutama kepada para pedagang yang baru. Kita bisa menertibkan kalau sudah ada pembinaan dan sosialisasi," ujar Robert, salah seorang perwira Sat Pol PP Lobar.

Suasana Rapat Pembahasan Aduan tersebut berlangsung hangat. Rapat Bulanan FLLAJ menjadi bentuk reaksi positif agar warga masyarakat Lobar dapat menikmati perjalanan yang aman dan nyaman.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) FLLAJ Lobar, Ida Ayu Oka Swastisidemen menjelaskan,
"forum ini bukan untuk mengadili. Tapi forum (aduan) ini untuk sinergitas bagaimana  menjelaskan ke publik," terangnya.

Di kesempatan yang sama, Konsultan Provincial Rehabilitation Infrastructure and Maintenance (PRIM), Jhon Cook pun memberi apresiasi atas diskusi dalam Rapat Bulanan ini.

"Saya ditugaskan untuk mengetahui kondisi sosial dalam program
hibah dari Pemerintah Australia," terangnya memperkenalkan tugasnya.

Rapat Bulanan ini sendiri dihadiri oleh anggota FLLAJ dari banyak unsur. Selain SKPD terkait, hadir juga dari Kelompok-Kelompok Masyarakat seperti Organda Lobar, Perkumpulan Panca Karsa, Akademisi, dan tokoh-tokoh masyarakat.

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News