(savananews.com) Giri Menang- Pos
Komando Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kabupaten Lombok Barat (Lobar)
terus melakukan update data.
Update data dibutuhkan untuk
menjabarkan kondisi nyata di lapangan dan menyusun perencanaan operasi di hari
selanjutnya yang berupa tindak lanjut permasalahan yang sifatnya segera.
Kepala Sub Direktorat Pengendalian
Operasi pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Luqmanul Hakim
menegaskan.
"Laporan harian secara reguler
tentang keadaan lapangan menjadi penting saat tanggap darurat seperti sekarang
ini. Apa yang dibutuhkan pengungsi sebisa mungkin diberikan, seperti logistik,
tenda, air bersih, dan lain sebagainya," ujar Lucky, panggilan akrab pria
yang ditugaskan BNPB untuk mendampingi Pemkab. Lobar.
Ia juga menambahkan bahwa tindak
lanjut tersebut juga perlu dilaporkan.
"Setidaknya kita tahu titik
pengungsian mana yang sudah atau yang belum disentuh. Hal ini bermanfaat untuk
membuat pemetaan dampak dan cakupan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar
pengungsi agar lebih optimal," ujar Lucky.
Pasca gempa 7,0 Skala Richter, Pos
Komando utama ini setiap hari per jam 18.00 Wita selalu merilis data
terbarunya. Mereka dibantu secara penuh oleh bidang operasi di masing-masing
wilayah (kecamatan) yang terdampak paling berat seperti Kecamatan Batulayar,
Gunung Sari, Lingsar, dan Narmada.
Pos Komando ini juga menghimpun
dampak gempa di 6 kecamatan lainnya, biar pun tidak semassif di empat kecamatan
tersebut.
Dari data yang disajikannya, terjadi
perubahan data rumah yang rusak. Hal tersebut terjadi karena verifikasi yang
cukup cermat dilakukan oleh operator wilayah.
Pada rilis terdahulu, kerusakan
rumah akibat gempa menimpa hampir 58 ribu rumah, namun setelah diverifikasi dan
diupdate, angka tersebut menyusut menjadi 52.269 rumah dengan tiga varian
kerusakan yaitu rusak berat sebanyak 20.876 unit, rusak sedang sebanyak 13.660
unit, dan rusak ringan sebanyak 17.733 unit rumah.
"Data kerusakan ini merupakan
data awal yang akan dijadikan acuan dalam melakukan verifikasi teknis,"
pungkas Lucky dengan menyebutkan Dinas PUPR, Dinas Rumkim, dan OPD Lobar teknis
lainnya yang memverifikasi data kerusakan rumah yang by name by address.
Dengan demikian, menurut Lucky, validitas data dapat dipertanggung jawabkan.
Kecamatan Gunung Sari menjadi
kecamatan terdampak paling parah. Sebanyak hampir 11 ribu rusak berat, 2 ribuan
rusak sedang, dan angka yang mirip untuk rusak ringan.
Akibatnya, kecamatan ini pun
tercatat menghimpun angka pengungsi tertinggi. Paling sedikit 82 ribu warganya
terpaksa mengungsi, baik karena kondisi rumah yang tidak mungkin mereka
tinggali maupun karena efek trauma yang mereka masih rasakan.
Di Kecamatan ini juga terdapat
korban jiwa paling banyak. Dari 40 korban meninggal berdasarkan data
terakhirnya, ada 17 orang adalah warga Kecamatan Gunung Sari. (*)
0 Comments