(Savananews.com) Mataram - Hari ini, Senin malam (22/4/2019) Gubernur
NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengadakan
acara silaturahmi dengan para komponen masyarakat pasca situasi Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden, Legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah Tahun 2019, di Pendopo Gubernur NTB, Mataram.
Silaturahmi ini
dihadiri oleh para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda,
Tokoh Wanita se-NTB dan para anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKDP)
Provinsi NTB.
Hadir pula sejumlah
Rektor dan akademisi, para Ketua Partai Politik atau yang mewakili, para
Pimpinan Pondok Pesantren, dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Acara silaturahmi
ini juga diisi dengan doa bersama, dan pembacaan puisi serta pesan damai.
Dalam kesempatan
ini Gubernur menyampaikan pandangannya tentang Pemilu serentak yang baru
saja selesai dilakukan beberapa hari lalu.
"belum pernah
dalam sejarah kita berbangsa kita melakukan pemilihan seperti pemilu kemarin.
kita baru pertama kali melakukan pemilihan Presiden bersamaan dengan Pemilihan
anggota Legislatif. Bahkan dari berbagai desa dan kecamatan memberi masukan.
Banyak warga yang tidak kenal calon legislatif yang akan dipilih. Akhirnya
memilih hanya karena fotonya begitu menarik" jelas Gubernur
"Mungkin ini
juga akan menjadi kenangan kita. Dan saya kira 5 tahun yang akan datang belum
tentu proses demokrasinya seperti sekarang" lanjutnya
Gubernur
melanjutkan sambutannya dengan menceritakan sebuah buku tentang "21
Pelajaran di Abad ke-21" dimana di buku tersebut menceritakan tentang
revolusi teknologi dan bioteknologi.
"Karena
sekarang dengan algoritma dan big data yang terintergrasi dengan bioteknologi,
kedepannya akan membuat kehidupan manusia sangat berbeda. Mulai dari bidang
kesehatan, teknologi informasi hingga kepemiluan" terang Gubernur Zul
"Kita akan
mengalami satu masa, ketika manusia dengan teknologi dan tidak berhati-hati,
maka kita akan berada pada satu dunia yang baru lagi. Dan mungkin 5 tahun
kedepan lagi kita akan tertawa. Pada tahun 2019, ada Pemilu yang membuat orang
menjadi berbeda, padahal kita satu tujuan" tambahnya sembari merujuk pada
maraknya black campaign dan hoax di berbagai platform media sosial.
Selanjutnya,
Gubernur juga menceritakan hubungannya yang sangat dekat secara emosional
dengan seluruh paslon Capres-Cawapres peserta Pemilu.
"Saya sama Pak
Jokowi itu kenal sejak dulu beliau jadi Walikota Solo, Jadi kalau beliau sedang
di Jakarta beliau numpang mobil saya. Kami juga sering duduk bersama dan ketemu
di rumahnya berdialog tentang ekonomi dan sebagainya. Sedangkan Pak Ma'ruf Amin
ini dulu, semasa jadi aktivis di kampus hingga Anggota DPR, sering meminta
nasehat dari beliau" ucap Gubernur
"Begitupun Pak
Prabowo yang sangat dekat dengan kami, juga Sandiaga Uno yang sering bersama saya. Bahkan liburan bersama, satu
teman main, satu teman pergaulan" tambahnya
Gubernur juga
menjelaskan dirinya sangat berhati-hati dalam bersikap, dan memilih sebisa
mungkin tidak sampai melukai salah satu paslon di Pemilu ini. "Saya
khawatir sekali melukai perasaan salah satunya, karena kadang-kadang mudah kita
berbicara, menulis status, pidato dan lain sebagainya. tapi kalau kata-kata
kita tidak terkontrol luka batin itu susah disembuhkan" jelas Gubernur
Melanjutkan
sambutannya, Gubernur juga menyinggung fenomena sosial media di masyarakat NTB.
"ketika saya diundang POLRI khusus melihat sosial media masyarakat NTB,
saya geleng-geleng kepala. NTB ini walaupun kecil provinsinya, pengguna media
sosialnya luar biasa besar."
"namun
alhamdulillah berkat tokoh masyarakat, tokoh agama dan seluruh stakeholders,
juga karena kita sering berkumpul bersama, sering berdialog, Alhamdulillah NTB Tetap sejuk" terangnya
Terakhir, Gubernur
berpesan agar masyarakat tetap senantiasa bersatu walau berbeda pilihan.
"Pilihan boleh berbeda, tapi mudah-mudahan tidak membuat modal sosial kita
terkuras habis. Kita boleh berbeda, namun dengan duduk bersama mudah-mudahan
hati kita semakin dekat, kita bisa tersenyum, saling berjabat tangan dan bersilaturahmi
sesungguhnya" tutupnya. (*)
Social Header