(Savananews) Mataram - Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd melakukan pemantauan langsung harga kebutuhan pokok di pasar Kebon Roek dan Pasar Mandalika, Mataram, Kamis (9/5).
Didampingi Kadis Perdagangan, Hj. Sally Andayani, perwakilan Badan POM, perwakilan BI, dan Kepala OPD Provinsi NTB terkait serta satgas pangan Polda NTB, Wagub blusukan dipasar untuk bertemu langsung dengan para pedagang. Pantauan ini dilakukan untuk memastikan harga-harga di pasaran tetap stabil.
Seperti diketahui, di bulan Ramadan hingga menjelang hari raya Idul Fitri, biasanya ada kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan masyarakat.
"Alhamdulilllah hasilnya cukup menggembirakan dari sisi harga. Bawang putih yang kita khawatirkan di angka 60 hingga 70 ribu rupiah, sekarang ada di kisaran 40 ribu rupiah. Kemudian Bawang merah juga stabil, malah tadi kita lihat ada yang 13 ribu" jelas Wagub saat ditemui
Wagub mengungkapkan masalah daging juga menjadi fokus pada kunjungan kali ini. Wagub mengindikasikan ada pengemasan daging impor dicampur dengan daging lokal.
"Itu yang kita khawatirkan, untuk itu kita juga sempatkan berkunjung kesini, ke distributor daging milik CV. 88 di Turida. Idealnya daging impor itu sampai ke tangan konsumen dalam kondisi beku. Sedangkan tadi kita temui di pasar, ada yang dijual dalam kondisi yang sama dengan daging lokal. Artinya sudah cair." terang Wagub
" Jika dagingnya sudah lama kan berbahaya. Kami juga sudah minta ke distributor daging untuk menjual harus disiapkan juga coolbox.
Nantikan akan terus di pantau oleh Bu Sally dari dinas Perdagangan" tambahnya
Lebih jauh Wagub mengungkapkan, harga daging lokal dan impor yang ia temui perbedaannya cukup jauh dan kebanyakan masyarakat tidak bisa membedakan. "
Daging lokal dikisaran harga 135 ribu sedangkan daging impor di 80 ribuan.. Jangan sampai masyarakat tidak tahu" tegasnya
Wagub berharap para penjual jangan sampai merugikan pembeli dan masyarakat NTB.
"Mudah-mudahan dengan kita turun kepasar, para pedagang di pasar bisa menjual daging sesuai dengan harganya. Kita tidak ingin para penjual menyamakan harga nya dengan daging lokal. Masyarakat jangan sampai dirugikan.. Karena kita ingin menyelamatkan Perekonomian juga" tutupnya. (*)
Didampingi Kadis Perdagangan, Hj. Sally Andayani, perwakilan Badan POM, perwakilan BI, dan Kepala OPD Provinsi NTB terkait serta satgas pangan Polda NTB, Wagub blusukan dipasar untuk bertemu langsung dengan para pedagang. Pantauan ini dilakukan untuk memastikan harga-harga di pasaran tetap stabil.
Seperti diketahui, di bulan Ramadan hingga menjelang hari raya Idul Fitri, biasanya ada kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan masyarakat.
"Alhamdulilllah hasilnya cukup menggembirakan dari sisi harga. Bawang putih yang kita khawatirkan di angka 60 hingga 70 ribu rupiah, sekarang ada di kisaran 40 ribu rupiah. Kemudian Bawang merah juga stabil, malah tadi kita lihat ada yang 13 ribu" jelas Wagub saat ditemui
Wagub mengungkapkan masalah daging juga menjadi fokus pada kunjungan kali ini. Wagub mengindikasikan ada pengemasan daging impor dicampur dengan daging lokal.
"Itu yang kita khawatirkan, untuk itu kita juga sempatkan berkunjung kesini, ke distributor daging milik CV. 88 di Turida. Idealnya daging impor itu sampai ke tangan konsumen dalam kondisi beku. Sedangkan tadi kita temui di pasar, ada yang dijual dalam kondisi yang sama dengan daging lokal. Artinya sudah cair." terang Wagub
" Jika dagingnya sudah lama kan berbahaya. Kami juga sudah minta ke distributor daging untuk menjual harus disiapkan juga coolbox.
Nantikan akan terus di pantau oleh Bu Sally dari dinas Perdagangan" tambahnya
Lebih jauh Wagub mengungkapkan, harga daging lokal dan impor yang ia temui perbedaannya cukup jauh dan kebanyakan masyarakat tidak bisa membedakan. "
Daging lokal dikisaran harga 135 ribu sedangkan daging impor di 80 ribuan.. Jangan sampai masyarakat tidak tahu" tegasnya
Wagub berharap para penjual jangan sampai merugikan pembeli dan masyarakat NTB.
"Mudah-mudahan dengan kita turun kepasar, para pedagang di pasar bisa menjual daging sesuai dengan harganya. Kita tidak ingin para penjual menyamakan harga nya dengan daging lokal. Masyarakat jangan sampai dirugikan.. Karena kita ingin menyelamatkan Perekonomian juga" tutupnya. (*)
Social Header