LOMBOK BARAT – Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dit Binmas) Polda NTB, Sabtu (6/6), melakukan silaturrahmi dengan beberapa tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (toma) di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Silaturrahmi yang dimaksudkan sebagai upaya menangkal paham radikal dan anti Pancasila tersebut, juga sebagai bagian dari kegiatan memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020.
Kapolda NTB yang diwakili Direktur Binmas Kombes Pol. Benny Basir Warmansyah, di hadapan para toga dan toma Dusun Sedau Desa Suranadi Kabupaten Lombok Barat mengungkapkan, upaya yang dilakukan tersebut untuk mengajak para tokoh turut serta membentengi masyarakat, terhadap masuknya paham-paham yang dapat memecah belah bangsa Indonesia khususnya di NTB.
“Upaya ini dilakukan dalam rangka pencegahan paham-paham radikal dan anti Pancasila berkembang di wilayah Provinsi NTB. Karenanya kami mengajak semua tokoh dan elemen masyarakat, agar bersama-sama membantu Polri dalam menciptakan wilayah NTB yang aman dan kondusif,” ungkap Dir Binmas.
“Selain itu, kami mengajak kepada semua pihak khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat, agar bersama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga segenap anak bangsa khususnya di NTB memiliki daya cegah dan daya tangkal, terhadap masuknya paham-paham tersebut,” jelasnya.
Sementara Wakil Direktur Binmas Polda NTB AKBP H. Zamroni, S.Ag. menyampaikan, Pancasila sebagai azas tunggal dalam berkehidupan dan berkebangsaan di Indonesia merupakan saripati dari segenap unsur yang ada di bumi Nusantara. Dimana di dalamnya berisi sila-sila yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia.
“Sila-sila dalam Pancasila itu bersifat hierarki dan saling menjiwai. Sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ menjiwai empat sila lainnya. Artinya, dalam berprikemanusiaan yang adil dan beradab dijiwai oleh ajaran ketuhanan dan menjiwai tiga sila setelahnya. Pun dalam persatuan, berdemokrasi, dan berkeadilan semua dijiwai oleh nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan peradaban bangsa Indonesia yang dijiwai oleh ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa,” paparnya.
“Jadi, tidak ada celah bagi oknum anti Pancasila untuk menanamkan paham-paham radikal di tengah-tengah masyarakat kita, bila kita memahami atau mengerti tentang Pancasila dengan seutuhnya, karena insya Allah Pancasila mampu menjawab semua tantangan dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia tercinta,” tutupnya.
Untuk diketahui, mengingat saat ini dalam kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), silaturrahmi tersebut juga dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19. Turut hadir mendampingi, Kepala Subdit Pembinaan dan Ketertiban Sosial (Bintibsos) Kompol Suastika, S.H., M.I.Kom. (Redaksi)
Kapolda NTB yang diwakili Direktur Binmas Kombes Pol. Benny Basir Warmansyah, di hadapan para toga dan toma Dusun Sedau Desa Suranadi Kabupaten Lombok Barat mengungkapkan, upaya yang dilakukan tersebut untuk mengajak para tokoh turut serta membentengi masyarakat, terhadap masuknya paham-paham yang dapat memecah belah bangsa Indonesia khususnya di NTB.
“Upaya ini dilakukan dalam rangka pencegahan paham-paham radikal dan anti Pancasila berkembang di wilayah Provinsi NTB. Karenanya kami mengajak semua tokoh dan elemen masyarakat, agar bersama-sama membantu Polri dalam menciptakan wilayah NTB yang aman dan kondusif,” ungkap Dir Binmas.
“Selain itu, kami mengajak kepada semua pihak khususnya tokoh agama dan tokoh masyarakat, agar bersama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga segenap anak bangsa khususnya di NTB memiliki daya cegah dan daya tangkal, terhadap masuknya paham-paham tersebut,” jelasnya.
Sementara Wakil Direktur Binmas Polda NTB AKBP H. Zamroni, S.Ag. menyampaikan, Pancasila sebagai azas tunggal dalam berkehidupan dan berkebangsaan di Indonesia merupakan saripati dari segenap unsur yang ada di bumi Nusantara. Dimana di dalamnya berisi sila-sila yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia.
“Sila-sila dalam Pancasila itu bersifat hierarki dan saling menjiwai. Sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ menjiwai empat sila lainnya. Artinya, dalam berprikemanusiaan yang adil dan beradab dijiwai oleh ajaran ketuhanan dan menjiwai tiga sila setelahnya. Pun dalam persatuan, berdemokrasi, dan berkeadilan semua dijiwai oleh nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan peradaban bangsa Indonesia yang dijiwai oleh ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa,” paparnya.
“Jadi, tidak ada celah bagi oknum anti Pancasila untuk menanamkan paham-paham radikal di tengah-tengah masyarakat kita, bila kita memahami atau mengerti tentang Pancasila dengan seutuhnya, karena insya Allah Pancasila mampu menjawab semua tantangan dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia tercinta,” tutupnya.
Untuk diketahui, mengingat saat ini dalam kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), silaturrahmi tersebut juga dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan penanganan Covid-19. Turut hadir mendampingi, Kepala Subdit Pembinaan dan Ketertiban Sosial (Bintibsos) Kompol Suastika, S.H., M.I.Kom. (Redaksi)
Social Header