Lombok Tengah (savananews) – Kisruh persoalan
klaim batas wilayah Lombok Tengah oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menuai
sorotan sejumlah pihak. Salah satunya Lembaga Pemerhati Kebijakan Publik Lombok
Update.
Direktur Lombok Update M. Samsul Qomar
menilai polemik klaim batas wilayah merupakan sandiwara yang baru, setelah 2017
lalu sandiwara lama di pertontonkan.
“Kenapa sandiwara, bagi saya soal tapas batas
ini sebenarnya tidak harus terjadi klaim wilayah karena ada peta asli yang
sudah ada namun sayangnya pemerintahan Suhaili - Pathul tidak menunjukkan sikap
serius, dalam memperjuangkan batas wilayah,” katanya.
Dirinya menjelaskan, sudah sering sekali
pemprov memediasi kedua belah pihak, namun pemerintah Lombok Tengah tidak
serius soal batas wilayah ini. Setiap kali mediasi pemerintah daerah Lombok
Tengah hanya mengirim stafnya.
“Sementara Lobar langsung Bupati dan Wakil
Bupatinya yang hadir, karena mereka serius, ini saya liat dan cek langsung ke
provinsi, pemda Loteng tidak serius dan acuh tak acuh,” jelasnya.
Setelah mengetahui hasil mediasi oleh
pemerintah provinsi, pada saat ia masih menjabat anggota DPRD Loteng, langsung
meminpin komisi 1 ke Kementerian Dalam Negeri, untuk melakukan protes hasil
keputusan pemerintah provini.
“Protes kami di tanggapi dan di mediasi ulang.
Lagi-lagi pemda Loteng tak mau ambil pusing oleh Kepala Bappeda yang bertindak
atas nama Bupati dan Wakil Bupati menerima keputusan tanpa terlebih dahulu
mendengar masukan kami di DPRD dan hasil hearing warga saat itu,” cetusnya.
Pihaknyapun sangat kecewa dengan pemerintah
Lombok Tengah, karena wilayah Nambung diambil oleh Kabupaten Lombok Barat.
“Kalau dari silsilah dan bukti, Nambung itu
milik Loteng tapi masyarakatnya lebih di perhatikan oleh Lobar, dari
administrasi sampai bantuan mereka lebih di jamin ketimbang Pemda Loteng,”
jelasnya.
Dengan adanya gejolak saat ini tentu, ia melihat
Pemda Loteng bertindak seperti film india yang datang selalu terlambat.
“Saya fikir kalau serius kenapa tidak dari
dulu kenapa sekarang ada apa,” tanyanya.
Meski demikian. Pihaknya tetap mendukung pemerintah
daerah untuk kembali merebut batas Nambung melalui mekanisme yang legal, tanpa
harus mengorbankan masyarakat.
“Pak Suhaili jika memang betul betul
mementingkan masyarakatnya silahkan segera ke jakarta saja tunjukkan bukti dan
fakt- fakta yang di miliki, jangan sekedar komentar dan menyulut kegaduhan ini
tidak baik,” tandasnya. (Man)
0 Comments