Breaking News

Tradisi Roah Gubuk Jadi Estetika Pariwisata di Lobar


Savananews - Gelaran budaya Roah Gubug kembali digiatkan dalam mengenalkan budaya khas daerah Dusun Batu Kumbung. Sebagai awal rangkaian Roah Gubug, masyarakat Desa Batu Kumbung menyuguhkan dulang untuk dimakan (begibung) di Patilasan Syeh Al Hamidi “Patinglage Deneq Prawangsa” Dusun Batu Kumbung, Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar).


Roah Gubuq diselenggarakan dengan salah satu tradisi dalam roah gubug yakni masyarakat melakukan syukuran atas hasil panen setiap musimnya dan syukuran atas nikmat alam ketika mau turun menanam lagi ke sawah.


Roah Gubug yang diadakan oleh Desa wisata Batu Kumbung ini memiliki tema wisata membangun kampung wisata dimana semua dusunnya di sulap menjadi obyek wisata desa, salah satunya adalah kampung wisata budaya yg terletak di Dusun Batu Kumbung. 


Memiliki potensi situs budaya salah satunya Petilasan Syeikh Al Hamidi atau yang lebih dikenal dengan nama Patih Laga Deneq Purwangsa dengan meninggalkan adat dan budaya tradisi tata cara bersyukur kepada tuhan yang maha esa atas nikmaNYA dalam bentuk roah adat selamet gubuq, sehingga oleh desa wisata batu kumbung, kampung wisata budaya ini mengusung tema museum dusun dimana seluruh wilayah di dusun itu adalah museum budaya karena ada banyak peninggalan benda-benda sejarah seperti tulisan lontar, al qur'an tulis tangan, keris, alat musik bahkan ada rumah pertama yang dibangun sebagai dasar adanya Desa Batu Kumbung tersebut.


Camat Lingsar yang baru Marzuqi  dalam sambutannya menucap, “terimakasih pada rekan-rekan media yang telah hadir dalam acara ritual budaya ini, merupakan satu kehormatan bagi kami warga desa batu kumbung dalam mempromosikan wista desa yang kami miliki. Kita ketahui pada saat ini tujuan wisata dari pariwisata bukan lagi ke tempat-temoat seperti pantai, gunung, dan hutan, namun kembali kepada budaya-budaya yang ada, khusus di Kecamatan Lingsar ini banyak sekali potensi wisata budaya yang di miliki oleh masyarakat,” ungkapnya.


Marzuqi menambahkan, “nantinya ini bisa mengubah pola pikir masyarakat dalam tetap mempertahankan kearifan lokal dimasing-masing dusun dan desa yang ada di kecamatan lingsar ini, guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan mengembangkan desa wisata yang dibantu oleh pegiat pariwisata yang merupakan putra asli desa batu kumbung yakni saudara edhonk,” pungkasnya.


Dalam ksempatan yang sama ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan,” Desa Wisata ini merupakan pruduk jualan terbesar yang memilik makna bahwa masyarakat disekitar akan memiliki manfaat yang luar biasa yang bisa di kemas dengan budaya dan alam yang kita miliki. Ini kita kemas untuk kita jual dengan cara mempromosikan ke luar daerah maupun luar negeri dengan cara offline dan online, maka kita harapakan masyarakat Batu Kumbung tetap melestarikan budaya dan tradisi yang ada.” Ujanya.


“pada masa pademi ini memang kita sulit untuk bergerak langsung dalam mempromosikannya desa wisata ini, tapi kita yakin bahwa pandemi ini segera berlalu. Yang bisa dikatakan sebagi indikator kemajuan pariwisata itu adalah mensejahterakan masyarakat, kita jual wisata tanpa merusak budaya yang ada, oleh karenanya saya percaya bahwa desa batu kumbung bisa menjaga itu, yang harus kita bangun yaitu moral dan etika, dengan moral kita mengjarkan kebaikan dan etika menggambarkan tentang moral secara menyeluruh.” tutupnya. (*)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News