Pemda Lotim Ikuti Rakor Penanganan Inflasi

Savananews - Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur diwakili Asisten 2 Pemda Lotim, Ahmad Masfu mengikuti Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi yang dirangkaikan dengan Rakor Penanganan Tuberkulosis (TBC) yang digelar Mendagri  secara daring pada Senin, (10/06) di Ruang Rapat Bupati.

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian saat memimpin rakor menyampaikan, pada perkembangan inflasi global Indonesia berada diangka 2,84. Indonesia berada di peringkat 73 dari 186 negara di dunia. Sementara perkembangan inflasi nasional pada bulan Mei 2024 sebesar 2,84% dimana sebelumnya di angka 3%.
Komoditi yang menyumbang inflasi terbanyak dari bulan Mei 2024 terhadap Desember 2023 berasal dari makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi 0,08%, transportasi 0,04%, penyedia makanan, minuman restoran 0,03%, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,05%.
Sementara Kondisi inflasi di Provinsi dan Kab/Kota pada bulan Mei 2024, Papua Tengah berada diurutan pertama dengan jumlah inflasi sebanyak 5,39%, dan Bangka Belitung dengan inflasi terendah se provinsi dengan jumlah inflasi 1,25%. Nusa Tenggara Barat sendiri berada ditengah-tengah dengan jumlah inflasi mencapai 2,77%.
Selain membahas penanganan inflasi, rakor juga fokus pada upaya penanganan dan pencegahan penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC). Penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia mengingat dampak TBC bersifat multidimensi. Penanggunglangan TBC penting dilakukan melihat dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit ini sangat tinggi.
Hasil survey Overlay data P3KE dengan data SiTB Per Januari 2024 menunjukkan sebanyak 45,78% keluarga dengan TBC berada pada desil 1-4 dan terbanyak didapatkan pada tujuh provinsi yaitu provinsi Jabar, Jatim, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Dki Jakarta, Banten, dan Sulawesi.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dalam pemaparannya mengatakan Indonesia berada di posisi kedua negara dengan jumlah kasus baru TBC tertinggi di dunia setelah india dengan estimasi kasus TB baru sebanyak 1.060.000 kasus, dengan angka kematian mencapai 49 Jiwa per 100.000 penduduk.
Kemenko PMK menegaskan target TBC di Indonesia pada Tahun 2030 berdasarkan Perpres No. 67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TB akan di cegah hingga angka kematian 6 jiwa per 100.000 penduduk. Hal ini menurutnya perlu penguatan kolaborasi percepatan penanggulangan TBC di pusat dan di Daerah.
Dalam rakor ini, dibahas berbagai strategi untuk meningkatkan deteksi dini, pengobatan, serta edukasi masyarakat mengenai pentingnya pencegahan TBC. Rakor ini juga diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret yang segera diimplementasikan untuk mengatasi inflasi dan menurunkan angka kasus TBC di Indonesia.