Breaking News

Pemerhati Budaya Sasak: “Yang Kita Tolak Bukan Kecimolnya, Tapi Porno Aksinya”

pemerhati seni budaya Sasak, Mamiq Jagat

SAVANANEWS
— Polemik terkait kesenian Kecimol kembali mencuat di tengah masyarakat. Menanggapi hal tersebut, pemerhati seni budaya Sasak, Mamiq Jagat, menegaskan bahwa Kecimol merupakan karya kesenian masyarakat Sasak yang lahir dari kreativitas para seniman generasi muda, saat ditemui di kediamannya (22/10/2024).


“Kecimol ini adalah karya anak bangsa Sasak. Ia merupakan bagian dari seni budaya yang berkembang secara dinamis sejak tahun 1980-an. Sejak lahirnya, saya mengikuti sejarah perkembangannya,” tegas Mamiq Jagat.


Menurutnya, Kecimol tumbuh sebagai seni kreasi yang berproses mengikuti perkembangan zaman. Ia hadir sebagai bentuk ekspresi dan memiliki ruang di tengah masyarakat sosial luas.


Namun Mamiq Jagat mengingatkan pentingnya pembinaan dan kajian mendalam terhadap perkembangan Kecimol agar tetap berada dalam koridor etika budaya dan moralitas publik.


“Kita butuh pembinaan ekstra sehingga Kecimol menjadi formasi yang indah sebagai warna baru perkembangan seni budaya yang dinamis,” ujarnya.


Mamiq Jagat menegaskan bahwa penolakan terhadap aksi-aksi vulgar yang kerap dikaitkan dengan Kecimol tidak boleh diterjemahkan sebagai upaya meniadakan keseniannya.


“Yang jelas-jelas kita tolak adalah goyang erotisnya dan porno aksinya. Tapi bukan Kecimolnya. Sekali lagi, bukan Kecimolnya,” tegas Miq Jagat.


Ia mengingatkan bahwa aksi porno terbuka melanggar Undang-Undang dan dapat merusak moral generasi muda. Menurutnya, setiap wilayah memiliki hak melindungi masyarakat melalui Peraturan Desa (Perdes) atau aturan lokal untuk mencegah kerusakan mental pada anak-anak.


“Jika porno aksi itu tidak dilakukan atau tidak dipertontonkan di publik, maka otomatis masyarakat akan menerima kembali. Bukan malah memaksa Perdes dicabut,” katanya. 


Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Kecimol NTB (DPP AK-NTB), Amaq Mila, menyatakan sikap tegas bahwa pihaknya tidak akan membela anggota yang melanggar kesepakatan bersama terkait etika pertunjukan. Pada saat dikonfirmasi via telepon (22/10/2025).


“Walaupun Kecimol itu anggota kami, apabila melakukan pelanggaran, maka kami akan pecat dari keanggotaan,” jelas Amaq Mila.


Ia menyebut ada lebih dari 12.000 pelaku seni yang menggantungkan hidup dari seni kontemporer ini. Tercatat ada 235 grup Kecimol yang berada di bawah AK-NTB dan sekitar 200 grup lainnya di luar keanggotaan.


“Keberadaan mereka diterima di tengah masyarakat. Lebih baik kami paksa mereka masuk surga dengan Perda daripada membiarkan mereka masuk neraka dengan kebencian,” ujarnya.


Mamiq Jagat mengajak seluruh seniman untuk melakukan refleksi dan memperbaiki sikap demi menjaga marwah budaya Sasak.


“Para seniman pasti beragama dan beradat sehingga akan menolak hal-hal yang biadab. Jadi mari bersama mengevaluasi diri demi agama dan adat istiadat kita,” pungkasnya.


Menurutnya, seni adalah ruang inovasi, kreativitas, dan dinamika zaman. Karena itu, seni harus terus berkembang namun tetap berakar pada nilai-nilai budaya.


“Tidak elok jika kita menepis seni kreasi anak bangsa Sasak. Yang harus diluruskan adalah perilakunya, bukan seni Kecimol itu sendiri.” tutup Mamiq Jagat. (As)

0 Comments

© Copyright 2022 - Savana News