![]() |
| Gubernur NTB saat memberi sambutan pada pembukaan Festival Teater Indonesia 2025.(Dok.aks) |
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Iqbal, secara resmi membuka pelaksanaan FTI di Mataram. Dalam kesempatan itu, ia mengaku terkesan melihat membludaknya penonton pada penampilan perdana yang diisi oleh Teater LHO asal Mataram.
“Saya cukup kaget karena antusiasmenya luar biasa. Banyak anak muda Mataram hadir dan menikmati pertunjukan teater. Ini menunjukkan bahwa seni teater memiliki tempat tersendiri di hati generasi muda,” ujar Iqbal.
![]() |
| Gubernur NTB saat pembukaan di dampingi Panitia, Para Kurator dan lima Kelompok penampil di FTI 2025.(Dok.Aks) |
Iqbal menegaskan bahwa kehadiran FTI di Mataram membawa angin segar bagi perkembangan seni pertunjukan daerah. Pemerintah provinsi, katanya, menilai festival ini sebagai sarana strategis untuk memperluas ruang ekspresi dan kreativitas bagi para seniman muda.
“Mudah-mudahan kehadiran FTI dapat menggairahkan pertumbuhan seni teater di Mataram dan NTB secara umum. Pemerintah tentu melihat kegiatan seperti ini sebagai upaya memberikan ruang berekspresi bagi anak-anak muda, sehingga kami siap memberikan dukungan besar,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi panitia nasional yang telah memilih Mataram sebagai salah satu titik temu FTI tahun ini. Menurutnya, kepercayaan tersebut menjadi peluang besar untuk menjadikan NTB sebagai pusat kegiatan seni pertunjukan di masa mendatang.
“Terima kasih karena sudah memilih Mataram menjadi tuan rumah FTI kali ini. Semoga festival ini memperkaya ekosistem seni dan memacu lahirnya talenta-talenta teater baru dari daerah,” jelasnya.
FTI 2025 merupakan kolaborasi antara TITIMANGSA dan PENASTRI, dengan dukungan Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan. Festival edisi perdana ini mengusung tema Sirkulasi Ilusi yang mengeksplorasi hubungan antara realitas, representasi, dan praktik berkesenian dalam konteks kontemporer.
Dari proses Panggilan Terbuka, panitia menerima 213 pendaftar dari 95 kabupaten/kota. Setelah melalui proses kurasi, dipilih 20 kelompok dan individu untuk tampil di empat kota penyelenggara:
- Medan (1–3 Desember)
- Palu (6–8 Desember)
- Mataram (10–12 Desember)
- Jakarta (14–16 Desember)
Para penampil tidak hanya mendapatkan panggung, tetapi juga pendanaan produksi dan pendampingan kuratorial untuk memastikan kualitas karya yang ditampilkan.
Daftar Penampil di Kota Mataram:
- exara Hachika (Pontianak, Kalimantan Barat)
- Nara Teater (Flores Timur, NTT)
- Sanggar Budaya Kalimantan Selatan (Banjarmasin, Kalimantan Selatan)
- Teater Lho Indonesia (Mataram, NTB)
- Yeni Wahyuni (Padang Panjang, Sumatra Barat)
Dengan berlanjutnya rangkaian FTI menuju Jakarta sebagai lokasi terakhir, festival ini diharapkan semakin memperluas ruang temu gagasan, memperkuat jaringan antarwilayah, dan memperkaya lanskap teater Indonesia. (AS)


0 Comments