SAVANANEWS, Mataram — Pesta Seni NTB 2025 resmi menutup rangkaian tiga harinya pada Minggu (30/11) dengan antusiasme tetap tinggi hingga akhir acara. Puncak kegiatan yang berlangsung di Arena Terbuka Taman Budaya NTB ini menjadi momentum yang paling dinantikan: pengumuman pemenang tiga kategori lomba, yakni Tari Kreasi, Band Competition, dan Gendang Beleq.
Perayaan hari terakhir dibuka oleh tiga penampilan dari kelas olah seni Taman Budaya Provinsi NTB. Mereka menyuguhkan komposisi Musik Tradisi Tabuh Pendet dan Tabuh Gegilakan, dilanjutkan dengan Tari Nirwana dan Tari Kinang Kilaras. Deretan karya ini menegaskan karakter budaya daerah sekaligus menunjukkan hasil pembinaan seni yang konsisten di lingkungan Taman Budaya.
Dua sanggar tamu kemudian tampil memeriahkan panggung: Sanggar Genter Jagat dari Desa Nyangget dan Sanggar Seni Lepas dari Kabupaten Sumbawa Barat yang membawa tari “Kenre Baragi”. Keduanya menghadirkan komposisi berbasis tradisi dengan interpretasi kontemporer yang memperoleh sambutan hangat dari penonton.
Menjelang pengumuman pemenang lomba, suasana panggung semakin hidup dengan kehadiran dua kelompok musik: The Proletar UNU Band dan Bhavana Ethnic.
The Proletar membawakan tiga nomor, yakni “Kaum Menengah”, “Telah Madonna Ia” (cover Sanggaboemi), serta “Uang”. Dua di antaranya merupakan karya orisinal bertema kegelisahan sosial dan dinamika anak muda. Band yang digawangi Bagus Maulana (vokal), Maskana Eka (gitar), Paris (bass), dan Yuda (drum) ini tampil penuh energi.
“Ke depan saya harap Pesta Seni NTB bisa menjadi wadah bagi teman-teman yang baru mulai berkarya. Jadi yang baru pun punya ruang untuk menyalurkan karya,” ujar Bagus.
Ia juga berharap agar pagelaran ini dapat berlangsung setiap tahun dengan sistem kurasi lebih ketat sehingga “eksklusif dan benar-benar serius”.
Setelahnya, Bhavana Ethnic membawakan tiga nomor: “Kupu-Kupu”, “Sinaran”, dan “Pohon”. Dengan perpaduan instrumen modern dan tradisional, grup ini menghadirkan eksplorasi musik yang menenangkan namun tetap penuh warna.
Gde Agus Mega Saputra, frontman Bhavana Ethnic, menilai bahwa Pesta Seni NTB adalah ruang dialog terbuka antara masyarakat, seniman, dan pemangku kepentingan.
“Fokusnya adalah sinergi dan kolaborasi dalam mengelola kesenian daerah,” katanya.
Ia menilai kompetisi seni untuk pelajar di dalam rangkaian acara ini sebagai langkah strategis dalam mengukur perhatian sekolah terhadap pendidikan seni. “Tujuannya agar peserta didik punya kemampuan artistik, karakter, kepercayaan diri, dan daya saing,” tambahnya.
Memasuki malam hari, sorotan utama akhirnya tiba, pengumuman para pemenang. Keluar sebagai juara 1 Kategori Tari Kreasi SMAN 1 Mataram dengan Tari Tembolak Beak, juara dua SMAN 3 Mataram dengan Tari Mata Rame dan SMAN 1 Keruak keluar sebagai juara 3 dengan Tari Paice. Sementara Kategori Band Competition Juara I: SMAN 1 Mataram, Juara II: SMKN 5 Mataram, Juara III: SMAN 1 Keruak. Untuk Kategori Gendang Beleq keluar sebagai Juara I: SMAN 1 Narmada, Juara II: SMAN 6 Mataram dan Juara III: SMAN 7 Mataram.
Penghargaan diserahkan oleh dua pejabat Taman Budaya NTB yakni, Kepala Seksi Pelestarian Seni dan Budaya Ni Wayan Sri Aritini, S.Sn., untuk kategori Tari Kreasi, serta Kepala Seksi Penyelenggaraan Seni Budaya I Nyoman Gde Adimusti TBL, S.Sn., untuk kategori Band Competition dan Gendang Beleq.
Dengan diumumkannya para juara, Pesta Seni NTB 2025 resmi ditutup. Tiga hari perhelatan ini menegaskan bahwa ruang seni publik di Nusa Tenggara Barat tetap hidup dan menjadi arena penting bagi generasi muda, sanggar komunitas, dan sekolah-sekolah untuk berkreasi.
Pesta Seni NTB kembali menunjukkan bahwa seni bukan hanya medium ekspresi, melainkan ruang memperkuat karakter, mempertemukan masyarakat, dan merawat identitas budaya daerah.(AS)


0 Comments